Korban Berjatuhan, Apa yang Harus Dilakukan ke Orang Gila yang Ngamukan?

Korban Berjatuhan, Apa yang Harus Dilakukan ke Orang Gila yang Ngamukan?

Triono Wahyu Sudibyo - detikNews
Selasa, 11 Agu 2015 07:42 WIB
Foto: Budi Sugiharto
Jakarta - Dalam 2 pekan, 3 orang tak berdosa tewas dan beberapa terluka karena amukan orang diduga gila. Sungguh mengkhawatirkan! Siapa yang bertanggung jawab? Bagaimana menangani atau menghadapi orang gila yang suka mengamuk?

Minggu (26/7/2015) lalu, pesta ultah anak Eko Nur Arifin (23), wargaΒ  Desa Wonowoso, Karangtengah, Demak, Jawa Tengah, berlangsung meriah. Berbagai hiburan digelar di teras dan di halaman tuan rumah. Anak-anak ceria dan banyak warga yang menonton.

Sekitar pukul 11.00 WIB, suasana berubah menjadi mencekam saat Supriyadi yang tinggal tak jauh lokasi acara keluar sambil membawa golok. Dia menghambur ke arena pesta ultah, lalu menyabetkan goloknya ke anak-anak. Azka (12), Ahmad Zaki (12), dan Safik Nur (8), jadi korban. Azka mengembuskan nafas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit, sedangkan Zaki (12) tewas setelah 4 hari dirawat di rumah sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut warga, Supriyadi pindahan dari Sumatera Selatan 3 bulan lalu dan tinggal bersama ibunya. Ia kerap dipergoki membawa golok tapi dibiarkan saja karena tak menunjukkan gejala mencurigakan. Mengapa ia mengamuk?

"Berisik, terganggu suaranya (musik pesta ultah)," kata Supriyadi enteng saat diperiksa polisi. Supriyadi sempat ditahan polisi, tapi karena dinilai kurang waras, ia kemudian dikirim ke rumah sakit jiwa.

Aksi sadis orang diduga gila juga terjadi di Desa Arjosari, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Minggu (9/8/2015) sekitar pukul 19.45 WIB. Arifin alias Ipin yang dikenal kurang waras, menghadang Endro Sulaktono (45) dan keluarga yang baru bertamu ke rumah pensiunan guru, Satimin (78). Ipin menyabetkan parang ke Endro dan keluarganya.

Endro yang berprofesi guru itu menghindar dan membawa anak dan istrinya masuk lagi ke rumah Satimin sambil berteriak minta tolong. Ipin mengejar ke dalam rumah dan mengamuk. Endro menjerit minta tolong, namun dengan sadis Ipin menyumpal mulut korban, kemudian membacok korban hingga tewas bersimbah darah.

Istri Endro terluka, sedangkan anak-anak selamat karena bersembunyi di kolong tempat tidur. Sesaat setelah kejadian, warga tak berani mendekat atau menangkap karena pelaku membawa senjata tajam. Polisi datang dan menembak tangan pelaku.

"Menurut tetangga, pelaku memiliki gangguan jiwa. Dia belum diambil keterangan. Kita koordinasi dengan rumah sakit jiwa untuk observasi," kata Kasatreskrim Polres Kebumen AKP Willy Budiyanto kepada detikcom, Senin (10/8) kemarin.

Meski pembunuhan termasuk tindak kriminal, ada kemungkinan Supriyadi dan Ipin lepas dari jerat hukum. Sebab, keduanya teridentifikasi mengalami gangguan jiwa. Namun aksi sadis mereka jelas sangat mengkhawatirkan lingkungan sekitar.

Pernahkah Anda melihat orang gila mengamuk atau melakukan tindakan membahayakan bagi orang lain? Apa yang seharusnya dilakukan? Silakan berbagi pengalaman dan solusi ke redaksi@detik.com. Sertakan juga nomor telepon di akhir email Anda. (try/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads