Cerita Ruben 'Kemod' Keluar Masuk Penjara dan Bertemu Sumanto

Kisah Preman Pensiun

Cerita Ruben 'Kemod' Keluar Masuk Penjara dan Bertemu Sumanto

Avitia Nurmatari - detikNews
Senin, 10 Agu 2015 10:32 WIB
Bayu Ruben (tengah) Foto: dok. panitia Brigez
Bandung - Menjadi penjahat sadis selama di Brigez, Bayu Ruben menghabiskan masa mudanya di penjara. Dia pernah ditahan di sejumlah Lapas, termasuk bersampingan dengan Sumanto, bekas terpidana kasus pencurian mayat yang bikin heboh karena memakannya.

Kepada detikcom akhir pekan lalu, Ruben bercerita masa lalunya yang kelam berselimut dosa. Dia pernah terlibat pembunuhan, perampokan, sampai penganiayaan terhadap lawan-lawannya. Tak hanya itu, ada orang yang menatap wajahnya, tak tanggung-tanggung akan dihabisinya.

"Dalam pikiran saya itu dulu cuma, bukan di samping ingin gagahan, di samping ingin tenar nama, bukan keperluan bukan. Mencari jati diri, biar saya disegani, ditakuti sama junior-junior. Nah, itu flash back-nya mah gitu," kata Uben, begitu dia biasa disapa, seperti ditulis, Senin (10/9/2015). Uben diwawancara usai acara halalbihalal dan dzikir bersama organisasi kepemudaa (OKP) Brigez di masjid Alun-Alun yang dihadiri oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan ustad Arifin Ilham.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemeran Kemod di sinetron Preman Pensiun itu masuk penjara sejak tahun 1997. Sempat keluar setahun berikutnya, dia kembali masuk penjara selama tiga tahun. Karena dianggap tak kapok, sekitar tahun 2006 dia dibawa ke LP Nusakambangan. Di sana, dia sempat menghuni LP Permisan.

Di LP Permisan, Uben berbuat onar. Dia terlibat keributan dengan napi lain. Prinsipnya kala itu adalah: membunuh atau dibunuh. Akhirnya hukuman yang sedianya 12 tahun penjara, ditambah menjadi 17 tahun. Di tengah proses hukum, lapas tempat Uben bermukim diterjang tsunami dan kebanjiran.

"Tapi waktu itu LP Permisan kena tsunami, hancur LP kami, dan kami dipindahkan ke Purwokerto. Di Purwokerto saya nggak bisa tidur, soalnya di samping saya itu Sumanto, teriak-teriak," terangnya lagi.

Akhirnya, karena Uben dikhawatirkan berbuat kriminal lagi di penjara Purwokerto, dia pindahkan ke Nusakambangan. Kali ini dia dimasukkan ke Lapas Batu, yang dikenal fasilitas berpengamanan ketat atau super maximum security, bersama para penjahat kelas berat lainnya.

Namun ternyata, di situlah hidayah muncul. Dia mengaku sering bertemu dengan terpidana teroris Imam Samudera saat acara-acara keagamaan di Lapas. Sejumlah ilmu agama dasar diperoleh dari napi yang sudah dieksekusi mati tersebut.

"Di situlah saya mempelajari ilmu Allah, Al Quran. Sampai saya inget dosa saya ke orang tua, inget dosa-dosa saya dari yang besar sampai yang kecil," terangnya. (mad/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads