Saat Rian dilaporkan hilang, tim Subdit Jatanras Polda Metro bersama ibu korban, melakukan pencarian Rian ke beberapa temannya. Termasuk ke teman dekatnya, Andy di rumahnya di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Andy tinggal bersama dengan istri dan anaknya. Saat keluarga Rian dan polisi sampai di rumah Andy ternyata mobil Rian ada di sana. Ibu korban sempat cekcok dengan Andy dan istrinya. Andy saat itu mengaku tidak tahu keberadaan Rian. Kepada ibu korban, Andy mengaku menguasai mobil itu setelah Rian menyerahkannya kepada Andy karena utang-piutang dan ada surat kuasanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya fakta pemalsuan tanda tangan dan mobil korban yang dikuasai tersangka, polisi berkeyakinan kuat Andy ada hubungannya dengan hilangnya Rian. Polisi juga punya dugaan, Rian sudah tidak bernyawa.
Dugaan polisi benar, Rian dibunuh Andy pada Oktober 2014. Berikut pengakuan mengejutkan Andy soal kedekatannya dengan Rian hingga berujung pembunuhan.
1. Kenal Rian Berawal dari Pijitan Totok Syaraf
Foto: istimewa
|
Pertemanan Andy dan Rian sudah berjalan sekitar 2 tahun yang lalu. Andy mengenal Rian setelah dikenalkan oleh kakak Rian yang berada di Belanda. Andy dan kakak Rian adalah teman semasa sekolah di SMP yang sama.
"Saya dikenalinnya ke Rian lewat telepon. Kakak Rian memberikan nomor telepon Rian ke saya," kata Andy kepada wartawan di Jakarta, Kamis (6/8/2015).
Menurut Andy, ia diperkenalkan ke Rian oleh kakak Rian, karena Rian sering mengalami tremor. Andy juga mengaku jika ia memiliki keahlian khusus, pijat syaraf.
"Saya bisa mijit totok syaraf. Rian sering saya totok syarafnya," kata dia.
Karena sering melakukan terapis kepada Rian, akhirnya keduanya pun menjadi akrab. Karena kedekatannya itu pula, Andy sering kali bertandang ke rumah kontrakan Rian di Kelapa Dua, Depok. Bahkan, kata Andy lagi, Rian sering curhat masalah pribadi kepadanya.
2. Hadiahi Rian Plat Nomor Palsu B 912 RYN
Foto: Istimewa
|
Saat ditanya alasan pembuatan nomor palsu tersebut, Andy mengatakan untuk menyenangkan hati Rian. Bukan untuk menyembunyikan pembunuhan.
"Nggak ada maksud apa-apa, cuma mau menyenangkan hati Rian saja. Rian kan pengin punya pelat nomornya itu B 912 RYN. Saya pakai pelat B, bukan pelat A," kata Andy saat ditanya mengapa ia mengganti pelat nomor tersebut, di Jakarta, Kamis (6/8/2015).
Pengakuannya, dirinya yang berinisiatif membuat pelat nomor palsu itu. Pelat palsu itu telah disiapkan Rian, beberapa hari sebelum keduanya berangkat ke Garut.
"Saya beli Rp 60 ribu, pesen di Pramuka, Jakpus," akunya.
3. Pergi Berdua ke Garut untuk Beli Jaket Kulit
Foto: ilustrasi: Andhika Akbarsyah
|
"Niatnya buat beli jaket kulit di Sukaregang, Garut," kata Andy kepada detikcom, Kamis (6/8/2015).
Sukaregang, Garut, memang dikenal sebagai sentra pabrik jaket kulit rumahan yang murah. Jarak dari Hotel Cipaganti, Jl Raya Cipanas, Tarogong, Garut-tempat di mana Rian dibunuh-ke Sukaregang sekitar 5 km.
Andy menuturkan, mereka berangkat pada tanggal 30 Oktober 2014 lalu. Andy berangkat dari rumahnya di Duren Sawit, Jaktim, sekitar pukul 07.00 WIB menggunakan mobil Honda Mobilio milik korban.
"Mobil itu memang sudah sama saya sejak September 2014. Saya enggak bilang ke istri saya kalau saya mau ke Garut," kata Andy.
Setelah itu, Andy langsung meluncur ke rumah kontrakan Rian di Kelapa Dua, Depok. Keduanya tiba di Garut sekitar pukul 14.00 WIB.
"Terus Rian ngajak saya istirahat dulu di Hotel Cipaganti, itu belum ke Sukaregang," katanya.
4. Bunuh Rian karena Dibilang Homo
Foto: Linked in
|
Andy mengisahkan soal panggilan homo itu. Andy mengatakan, ia dan Rian tiba di hotel sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah berada di dalam kamar, televisi dinyalakan dan keduanya duduk di 2 kursi di kamar tersebut.
"Lalu Rian rebahan di atas tempat tidur, saya masih duduk saat itu," ungkap dia, pada Kamis (6/8).
Setelah itu, Rian memanggilnya. Dan Andy pun mendekati Rian, lalu duduk di pinggir tempat tidur. "Dia mengelus-elus saya, terus mengajak saya berhubungan badan," ucapnya.
Andy lalu menolaknya, sambil berkata "Aku enggak bisa begitu sama kamu." Rian pun marah lalu bertanya sama Andy, "Kamu homo ya?".
Mendengar ucapan itu, Andy tersinggung. Namun Rian, kata dia, terus-terusan mengatainya homo. Andy pun kesal. Emosinya memuncak. Ia lalu membekap wajah Rian dengan bantal hingga tak bernyawa.
Andy kemudian melucuti pakaian Rian dan membenamkan tubuh Rian ke dalam kolam air panas yang ada di kamar hotel. Hotel tersebut memang menyediakan kolam pemandian air panas.
Jenazah Rian baru diketahui pengelola hotel 1x24. Namun kondisi mayat sulit dikenali karena seluruh tubuh melepuh dan sidik jari rusak.
5. Takut Dipenjara
Foto: Mei Amelia
|
"Saya terus-terusan ditanya soal Rian sama ibunya, akhirnya saya mengaku kalau saya membunuh Rian," kata Andy kepada detikcom, Kamis (6/8/2015).
Padahal, sebelumnya Rukmilah pernah menemui Andy beberapa kali di kantor dan di rumah Andy. Namun, Andy saat itu mengaku tidak tahu di mana Rian.
Setelah ditahan pun, Andy terus membungkam mulutnya. Ketakutan, menjadi alasan mengapa ia tidak mengakui perbuatannya.
"Saya takut dipenjara kalau ketahuan membunuh," ungkap Rian sambil tertunduk lesu.
Halaman 2 dari 6
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini