"Mohon dengarkan saya, dengan hormat kalau perlu saya mencium kaki-kaki Anda semua agar mengikuti akhlakul karimah, Akhlak KH Haysim Asy'ari dan pendahulu kita," pinta Gus Mus kepada muktamirin pada Senin (3/8/3015) lalu.
Dalam pidato yang dia sampaikan sambil meneteskan air mata, Gus Mus juga seolah berpesan agar muktamirin tak berebut jabatan di NU. Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin, Rembang itu menyebut bahwa dia menempati posisi Rois Aam PBNU 2014-2015 secara tidak sengaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rois Aam yang membikin saya menjadi punya posisi seperti ini, KH Sahal Mahfudz, mengapa beliau wafat sehingga saya memikul beban ini," kata Gus Mus.
Dia juga berharap ini menjadi terakhir kali dia menjabat sebagai Rois Aam. Secara tegas dia menyatakan tidak bersedia menjadi Rois Aam untuk periode 2015-2020. Gus Mus merasa tak pantas menjadi Rois Aam yang menjadi pemimpinnya para kiai di NU.
"Saya pinjam telinga Anda, doakan saya, ini terakhir saya menjabat (Rois Aam) jabatan yang tidak pantas bagi saya," kata Gus Mus.
Namun justru sikap tegas tak bersedia itulah yang menjadikan 9 anggota Ahlul Halli Wal Aqdi meminta Gus Mus kembali menjadi Rois Aam.
Sayang Gus Mus teguh pada pendiriannya. "Kami membacakan surat pesan khusus dari Kiai Mustofa Bisri. Kami telah menerima surat ketidaksediaan Kiai Mustofa Bisri untuk mengemban sebagai Rois Aam PBNU masa khidmat 2015-2010," kata pimpinan sidang pemilihan ketua umum PBNU Ahmad Muzaki di Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Kamis (6/8/2015) dini hari itu.
Di saat Gus Mus menolak jabatan Rois Aam karena merasa tak pantas, sebanyak 24 Pimpinan Wilayah justru berencana menggugat keabsahan Muktamar ke-33 NU. Mereka menolak Muktamar Jombang yang berlangsung 1-5 Agustus sekaligus berbagai produk yang dihasilkan.
Mereka meminta agar PBNU menggelar muktamar ulang paling lambat 3 bulan sejak kemarin. Apabila tidak dikabulkan, mereka mengancam akan menggelar muktamar tandingan.
Tak cukupkah tangisan Gus Mus dan niatnya mencium kaki muktamirin agar NU bersatu?
(erd/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini