"Kita sudah fix dengan koalisi Majapahit. Kami memastikan untuk melawan Bu Risma. Bisa mengalahkan Bu Risma," kata Ketua Badan Pemenangan Pilkada PKB Bambang Susanto di sela-sela acara Halal Bi Halal PKB, di kediaman Cak Imin, Jl Warung Sila, Ciganjur, Jakarta, Minggu (26/7/2015).
Mulanya koalisi tersebut terdiri dari Partai Demokrat, Gerindra, PKS, PAN dan Golkar. Namun lama kelamaan mereka berhamburan dan kini tinggal tersisa PKB, Gerindra, dan PKS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama, proses politik di Surabaya menurut saya incumbentnya sangat arogan dan partai pengusungnya juga sampai detik ini belum membuka lebar-lebar pintunya, mungkin dibuka masih sedikit, sehingga kami ini juga akhirnya berpikir ini kalau kita usung lalu menang, apa kira-kira yang didapat konstituen kami," kata dia di sela acara penyerahan rekomendasi ke pasangan calon kepala daerah Kabupaten Sidoarjo di kantor DPW, Jalan Gayungan, Surabaya, Sabtu (25/7).
Hamy juga menyebut bahwa kostituen partainya di Surabaya tak lebih sedikit dibandingkan PDIP. Bisa saja dia mendukung calon lain yang mampu menaklukan Risma.
Mengenai calon, Ketum PKB Muhaimin Iskandar sempat pula mengusulkan Ketua DPC partainya untuk maju. Tetapi hingga akhir pendaftaran tak ada tanda-tanda orang itu dicalonkan.
"Dan untuk (Pilkada) Surabaya kita tidak mendukung bu Risma. Tapi kita sudah siapkan calon sendiri namanya Syamsul Arifin," kata Cak Imin di sela-sela acara halal bihalal PKB di Jl Warung Sila, Ciganjur, Jakarta, Minggu (26/7).
Omong besar untuk mengalahkan Risma terus berlanjut hingga Ketua Desk Pemilu PKB Bambang Susanto menyatakan sanggup mengalahkan Risma. Tetapi pada saat itu Bambang tak menyebutkan siapa sosok yang bisa mengalahkan Risma.
"Kalau PKB, tidak ada kata tidak berani. Bu Risma itu bisa kita kalahkan," kata Ketua Desk Pemilu PKB, Bambang Susanto saat dihubungi, Kamis (30/7).
Kata-kata itu kemudian didukung oleh mitra koalisinya yakni Gerindra. Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga menyatakan masih ada kesempatan untuk mendaftar.
"Masih ada kesempatan kan tanggal 1-3 Agustus. Sekarang sedang menentukan strategi. Enggak, enggak (takut)," kata Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat dihubungi detikcom di hari yang sama.
Tapi apalah arti kata-kata bila tak terbukti? Nyatanya hingga tadi malam pukul 24.00 WIB, 3 Agustus 2015 tak ada satu pun orang yang mengaku berasal dari 'Koalisi Majapahit' mendaftarkan diri ke KPU Surabaya.
Malahan PAN dan PD yang semula tergabung di situ sempat mengiringi pasangan Dhimam-Haries, penantang Risma ke KPU setempat. Tetapi apa daya? Si bakal calon wakil wali kota yang bernama Haries itu malah hilang secara misterius setelah menerima telepon. (bag/van)