"Saya ingin ketemu, Dinda sekarang sudah besar, sudah 20 tahun," terang Ina, Senin (3/8/2015).
Dari rumah mereka di Pondok Maharta Blok B 5 No 6, RT 12/11 Pondok Kacang Timur, Ciledug, Tangsel, Ina membuat bait-bait puisi mengenang Dinda. Doa selalu terucap, putrinya bisa kembali dan bertemu. Berikut puisi Ina untuk Dinda:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibadah kami…
Kami telusuri terus jejakmu..
Sampai kapanpun..
Sampai kami temukan jejakmu, nak..
Perjalanan mencari jejakmu…
Melelahkan memang..
Menyakitkan memang..
tetapi
Menakjubkan.. dan begitu indahnya..
Penuh hikmah..
Itulah kebesaran Allah SWT, nak..
Ia yang mengatur semua ini..
Cobaan dan ujian.. 'tuk mencari jejakmu..
Tiada hentinya.. suka.. duka..
Semua dihadapi dengan ketegaran, ketulusan
dan… rasa syukur..
Penuh hikmah, nak…
Kami selalu berharap dan berdoa..
Insya Allah… teka-teki jejakmu kelihatan…
Jelas dan nyata…
Doa dan harapan kami..
Jakarta, September 1999 (dra/dra)