"Memang semestinya sekolah idealnya menyediakan loker atau fasilitas supaya tidak membebani siswanya," ujar Arie saat berbincang dengan detikcom, Rabu (29/7/2015).
Pasalnya, lanjut Arie, barang-barang yang dibawa anak sekolah itu didominasi oleh buku-buku kurikulum untuk pelajaran di sekolah. Sehingga keberadaan loker dinilai bisa mengurangi beban siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi jangan dipandang dari sisi negatifnya saja. Ada juga aspek positifnya. Dan itu kan untuk proses para siswa juga, sekalian melatih," kata Arie.
Sebelumnya beberapa orangtua mengeluhkan beratnya beban tas sekolah anak-anaknya, karena banyaknya buku-buku pelajaran yang harus dibawa dan jam sekolah yang panjang, padahal baru menginjak SD. Solusi dari para orangtua itu, mulai berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuat peraturan menteri tentang peraturan beban tas sekolah hingga mengusulkan adanya loker di sekolah.
Kekhawatiran orangtua itu beralasan karena pakar fisioterapi dan dokter orthopedi mengatakan tas sekolah anak yang berat menimbulkan dampak pada tulang belakang, apalagi anak-anak SD masih dalam masa pertumbuhan.
Dr Daniel A Nugroho, AMF, fisioterapis dari Klinik Eastwest Physiotherapy & Rehabilitation mengatakan, jika anak terlalu sering memikul beban yang terlalu berat akan berbahaya bagi struktur tubuhnya nanti. Anak sekolah dasar merupakan usia saat tubuhnya masih berkembang dan tumbuh. Jika terjadi sesuatu yang bisa mengganggu proses pertumbuhannya akibatnya baru akan terasa setelah si anak dewasa atau mulai memasuki usia 17 tahun ke atas.
Pernyataan Daniel itu ditegaskan oleh dokter spesialis ortopedi, dr H Briliantono M Soenarwo, SpOT, FICS, MD, PhD, MBA, dari Halimun Medical Centre.
"Idealnya baik anak-anak ataupun remaja beban yang dibawa oleh tubuhnya maksimal 15 sampai 20 persen dari berat badannya. Jadi tas yang pas untuk anak-anak usia SD itu tas ransel," ujar dr H Briliantono saat berbincang dengan detikcom dan ditulis pada Kamis (13/2/2014) lalu.
Dokter yang akrab disapa dr Tony ini juga mengungkapkan bahwa panjang tas juga perlu diperhatikan. Hindari membelikan anak tas yang ukurannya tak sesuai dengan tinggi badan anak, misalnya terlalu panjang dan hampir setara dengan lututnya.
"Cukup sampai pantat saja panjangnya, supaya pertumbuhan tulang punggungnya tetap bisa lurus," pesan dr Tony. Apa efeknya jika memaksakan tetap membelikan anak tas yang panjangnya tak sesuai?
"Kalau dipaksakan bisa mengakibatkan tulang bengkok atau scoliosis dalam jangka panjang. Nah, untuk jangka pendek anak jadi nggak nyaman. Dia pasti akan sering merasa pegal atau capek," tutur dr Tony.
(jor/nwk)