Dalam siaran pers yang diterima detikcom, Selasa (28/7/2015), lima pemuda yang diundang Cameron untuk berdialog adalah Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Rizaul Haq, Ketua Umum PB HMI Arief Rosyid Hasan, Pendiri Peace Generation Irfan Amalee, Sabang Merauke Institute Widya, dan Komunitas Hijabers Diajeng Lestari. Sempat ikut bergabung juga dalam pertemuan ini Menteri ESDM Sudirman Said dan aktris muda Maudy Ayunda.
Cameron telah meluncurkan kampanye melawan "ekstremisme Islam" di Inggris menyusul terbunuh 30 orang turis Inggris di Tunisia dan ratusan anak-anak muda negeri itu bergabung dengan ISIS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perdana Menteri, mungkin perlu dicari istilah yang lebih bisa diterima karena ekstremisme dapat muncul dari semua penganut agama. Istilah "ekstremisme yang dimotivasi oleh agama" (religiously motivated extremistm" lebih netral karena tidak menyudutkan agama tertentu. Pendekatan persuasif menjadi penting sesuai pengalaman kami selama ini", ungkap Fajar.
Menanggapi hal itu, Cameron menyadari ekstremisme ada di semua agama namun ia berkilah pemakaian istilah itu berdasarkan kasus-kasus di Inggris. Diakhir diskusi, ia berjanji akan menindaklanjuti hasil kunjungannya dengan program-program kerjasama antara Inggris dan Indonesia, termasuk merekatkan hubungan kelompok-kelompok Islam kedua negara. (kha/rvk)











































