Dikutip dari situs resmi milik NU, Senin (27/7/2015) Rais 'Aam (atau kadang ditulis Rais Am, -red) diambil dari bahasa Arab yang berarti Ketua Umum. tetapi dalam tradisi NU, Rais Am lebih kepada syuriyah yang beranggotakan para Kiai besar NU. Sementara itu Ketua Umum lebih kepada tanfidziyah (pelaksana) yang beranggotakan pengurus seperti organisasi lainnya.
Sebenarnya Rais Am adalah ketua umum yang sebenarnya dalam tradisi NU. Namun ketika NU bermetamorfosis sebagai partai politik tahun 1955, peran Ketua Umum (tanfidziyah) jauh lebih menonjol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KH Hasyim Asy'ari sebagai pendiri NU dikukuhkan sebagai Rais Am pertama bergelar 'Rais Akbar NU'. Kemudian secara bergantian Rais 'Aam dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan merupakan figur yang paling dihormati di kalangan NU.
"Rais 'Aam haruslah orang yang betul-betul telah mumpuni dan sudah tidak lagi memiliki ambisi. Figur ini sangat berpengaruh dalam NU," ujar Ketua GP Anshor Nusron Wahid saat dihubungi.
Duet antara Rais Am dengan Ketum PBNU juga menentukan langkah organisasi massa Islam tersebut. Maka itu Rais Am juga turut andil dalam menyaring nama-nama yang dicalonkan menjadi ketua umum.
"Ketua umum nantinya dipilih langsung setelah nama-nama yang ada dilihat oleh Ahlul Halli Wal 'Aqdi dan Rais Am," kata Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas'udi saat dihubungi terpisah.
Rais Aam sendiri pun dipilih secara musyawarah mufakat oleh Ahlul Halli Wal 'Aqdi dalam muktamar. Sementara untuk Ahlul Halli Wal 'Aqdi diusulkan dari nama-nama kiai senior yang nantinya berjumlah 9 orang. (bag/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini