Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dedi Sucahyono, menjelaskan kepada detikcom, Sabtu (25/7/2015). Bogor masih berkecenderungan memiliki iklim yang didominasi hujan.
"Bogor masih bisa dikatakan kota hujan," kata Dedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlu kita hitung lagi pada 2021," kata Dedi.
Perhitungan dimulai dari tahun 1981. Sampai 2010, kecenderungan Bogor sebagai kota hujan masih belum berubah. Namun entah bagaimana kesimpulan pada 2021 nanti.
"Itulah cara untuk mendeteksi perubahan iklim. Itu ketentuan internasional," kata Dedi.
Pada 2015 ini, kemarau sangat terasa tanpa kehadiran hujan yang biasanya membasahi Bogor. Sulit untuk memprediksi apakah kemarau sejenis ini akan terulang di tahun depan.
"Kita nggak tahu tahun depan, karena atmosfer selalu berubah," kata Dedi.
Bogor disebut sebagai Kota Hujan karena musim kemarau di Bogor berlangsung lebih singkat dari daerah lain. Normalnya, musim hujan di Bogor hanya berlangsung tiga bulan, yakni Juli, Agustus, dan September.
"Bahkan Bogor sering diguyur hujan di musim kemarau. Tapi tahun ini musim kemarau lebih lama dan hujan di musim kemarau tak ada sama sekali," tutur Deni.
(dnu/jor)