Sebenarnya ada cara untuk menanggulangi permasalahan kekeringan. Tak perlu menunggu pemerintah, namun bisa dilakukan oleh setiap orang di rumah masing-masing.
"Bagusnya kalau buat rumah ada area tertentu untuk air meresap ke tanah. Jadi jangan dicor semua," ujar peneliti Hidrologi dan Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Sutrisno M.Sc saat berbincang dengan detikom, Jumat (24/7/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Air yang biasa dipakai itu yang ada di tanah. Jadi air hujan yang jatuh itu ada aliran langsung, aliran permukaan dan yang masuk ke dalam tanah. Aliran langsung akan langsung mengalir ke sungai dan laut, itu manfaatnya kurang," jelas Sutrisno.
"Banyaknya air tanah itu tergantung dengan resapan lahan di situ. Kalau sudah tertutup aspal, tertutup bangunan kedap air maka tabungan untuk air tanah berkurang," sambungnya.
Untuk itu, Sutrisno pun mengingatkan agar masyarakat mulai memperhatikan kondisi tersebut. Sisakan tanah di rumah agar air hujan dapat meresap sehingga bisa menjadi tabungan atau stok. Dengan begitu ketika musim kemarau, maka kekeringan tidak perlu terjadi.
"Kalau yang bagus saat pas ada hujan, air tersimpan ke tanah semua. Daerah aliran sungai yang bagus itu dilihat dengan perbandingan antara air yang langsung jadi aliran dan air yang bisa tersimpan. Makin banyak air yang bisa tersimpan maka bisa dibilanng semakin baik," tutur Sutrisno.
Lalu bagaimana caranya agar air hujan dapat tersimpan banyak di tanah?
"Caranya dikurangi bangunan kedap air, kalau di hutan harus banyak tanaman. Kalau perkotaan sekarng kan jarang ada sejengkal tanah yang air bisa meresap. Sebagian besar tanah diaspal, rumah dibeton. Walaupun di sejumlah tempat ada daerah resapan air seperti taman-taman kota," ujar lulusan magister Universitas Hiroshima Jepang itu.
"Kemudian rumah dikasih tanam-tanaman biar makin baik resapan airnya. Atau bisa juga buat sumur resapan. Intinya hidup go green," imbuh Sutrisno.
Menabung air tanah mungkin tidak akan langsung dirasakan dampaknya. Namun pada akhirnya jika kondisi masih sama seperti saat ini, air tanah atau stok air bersih akan menjadi barang mewah ke depannya.
"Itu kalau hanya satu atau 2 rumah (dengan pola hidup go green) dampaknya mungkin nggak berasa, tapi kalau ini dilakukan oleh orang se-Indonesia dampaknya akan besar, apabila ini dilakukan secara global mendunia," tutup Sutrisno. (elz/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini