"Ini biasa disebut sebagai waterspout. Kejadiannya seperti angin puting beliung yang terjadi di darat. Namun waterspout ini terjadinya di air," kata Kepala Sub bidang Cuaca Ekstrem BMKG Kukuh Ribudianto, kepada detikcom, Jumat (24/7/2015).
Kukuh menyatakan, angin berputar ini terjadi disebabkan adanya turbulensi pada awan Cumulonimbus yang ada di atas danau tersebut. "Bedanya kalau puting beliung di darat ujungnya berbentuk runcing, sedangkan yang di air ini lebih lebar," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di ekuator biasanya tak terlalu lama dan besar Waterspout-nya. Kalau di lintang yang lebih tinggi biasanya kondisinya lebih besar anginnya," katanya.
Sebelumnya, sebuah video soal 'tornado' ini sempat direkam oleh Anggia Nila Permata. Pada video berdurasi 1 menit 53 detik yang diposting pada 21 Juli 2015 lalu terlihat pusaran angin yang berputar dan menyambung hingga ke awan. Angin itu tampak bergerak ke sana kemari, namun tidak terlalu jauh jaraknya.
Video sepertinya diambil dari jalan raya yang berada di dekat danau. Tak terlihat kepanikan di sekitar lokasi. Efeknya pun tidak seperti tornado yang meluluhlantakkan satu kawasan. detikcom berusaha mengontak Anggia lewat laman facebook-nya. Namun belum ada respons.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Pagar Negara saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, ada beberapa bangunan yang rusak akibat diterpa angin.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini disebut kisaran angin," kata Pagar saat dihubungidetikcom, Jumat (24/7/2015)
Fenomena danau dibawah
Posted by Anggia Nila Permata on Tuesday, July 21, 2015