Hingga Rabu (22/7/2015), kasus kematian burung puyuh yang diternakkan warga itu masih terus terjadi. Terutama dialami peternak yang berada di Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin.
Salah seorang peternak, Sugeng (43) menyatakan, kasus mati mendadak itu mulai terjadi sejak sepekan lalu.Β Mulanya hanya beberapa ekor yang mati per hari, namun makin hari makin banyak dan jumlahnya mencapai ratusan ekor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat kejadian ini, Sugeng menderita kerugian hingga Rp 60 juta. Kerugian itu diperkirakan akan terus meningkat sebab sejauh ini belum ada tindakan untuk mengatasi masalah burung yang mati mendadak itu.
Selain Sugeng, belasan peternak lainnya juga mengalami masalah serupa. Ribuan ekor burung puyuh yang mati dikubur dan dibakar peternak setiap harinya.
Untuk mengatasi masalah ini, Sugeng dan kawan-kawannya hanya memberikan vitamin dan obat semprot. Sejauh ini, tindakan itu tidak memberikan efek apa-apa. Burung puyuh itu terus bermatian.
Β
Disebutkan, kasus ini sudah dilaporkan ke Dinas Pertanian Deli Serdang, namun sejauh ini belum ada tindakan dari pihak terkait. Diduga burung puyuh yang mati itu terserang penyakit infectious coryza, atau snot, atau pilek ayam yang kerap terjadi karena pancaroba. Namun karena pihak berwenang belum turun ke lapangan, penyakit yang menyerang burung petelur itu masih belum bisa dipastikan. (rul/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini