Apa Benar Mudik dan Macet Memang Berjodoh?

Apa Benar Mudik dan Macet Memang Berjodoh?

Nala Edwin - detikNews
Senin, 20 Jul 2015 06:23 WIB
Apa Benar Mudik dan Macet Memang Berjodoh?
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Mudik telah tiba, mudik telah tiba! Lebaran datang, musim mudik disambut sukacita. Jutaan masyarakat pulang ke kampung halaman dari perantauan. Mereka bergerak dalam waktu bersamaan di musim mudik. Ada yang pakai motor, mobil pribadi, kereta, bus, hingga pesawat.

Semua pemudik membawa rasa kangen ingin lebaran di kampung halaman. Membawa rasa senang ingin berkumpul bersama keluarga. Berbagi bahagia idul fitri.

Nah, ketika jutaan orang bergerak di musim mudik, satu hal yang terjadi adalah macet di sejumlah ruas jalan. Ya, macet dan mudik memang berjodoh. Lihat saja tahun-tahun ke belakang, macet selalu mengiringi mudik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang bilang, karena berjodoh ini bila mudik tak macet rasanya kurang puas. Jadi menikmati mudik adalah menikmati macet. Sejumlah komentar pembaca detikcom menyampaikan hal serupa.

"Namanya mudik ya macet, wajarlah," kira-kira demikian komentar yang terucap.

Hingga Senin (20/7/2015) ini, sejumlah ruas jalan di jalur mudik masih macet. Ada persimpangan jalan yang menjadi penyebab, ada perlintasan kereta, dan yang pasti volume kendaraan yang tinggi yang menjadi penyebab utama.

Kemacetan terparah di musim mudik terjadi mulai H-3, H-2, hingga H-1 lebaran. Dan kawasan exit Pejagan hingga Klonengan yang terparah, banyak pemudik yang tersandera belasan jam.

Sejumlah kekesalan mengemuka saat terjebak macet itu. Menyalahkan infrastruktur karena tak adanya underpass hingga flyover di perlintasan kereta menjadi isu utama. Mungkin ke depan di titik ini perlu dibangun solusi pemecah.

Tapi pastinya, pemudik yang tak sabaran, main serobot sehingga satu jalur menjadi empat jalur juga menjadi persoalan. Behaviour antre, tertib pemudik harus dibiasakan.

Kemudian di hari lebaran, kemacetan yang mencuat di jalur mudik di kawasan Nagreg. Berjam-jam terjebak di kemacetan menjemukan. Dan umumnya semua pembaca yang memberikan informasi soal macet ini pada tahun-tahun lalu juga mengalami kemacetan serupa, walau tahun ini agak lebih parah.

Penyebab parahnya macet, ya mungkin jumlah kendaraan yang semakin membengkak juga adanya kepadatan di lokasi wisata dan pasar tumpah. Soal lokasi wisata memang tak hanya di kawasan Nagreg arah Garut, di jalur Puncak juga macet tak berkesudahan. Tapi sekali lagi namanya juga libur lebaran.

Kini arus balik di depan mata. Kepadatan lalu lintas sudah terasa. Ya itu tadi Nagreg tetap macet dan hingga pagi ini masih padat, buka tutup diberlakukan. Momen libur lebaran, momen mudik dan arus balik adalah menikmati kemacetan.

Memang sulit membayangkan mudik dan libur lebaran tanpa macet. Bagaimana rasanya ya? Menurut Anda? (dra/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads