Peluh terlihat dari Ibu Yanti (52), saat membuka topeng kostum badut yang dipakainya. Tak ada yang menyangka, lima badut kelinci di pelataran Teater Keong Mas, TMII, adalah para ibu-ibu.
Terbuat dari bahan kain panas dan sponge membuat para ibu ini sering berkeringat. Belum lagi ditambah terik matahari menyengat serta goyang lenggak lenggok yang diperagakan mereka dengan kostum kurang lebih 10 kg itu untuk menghibur anak-anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yanti bersama 4 temannya tergabung dalam sanggar badut yang dikelola oleh TMII. Tak digaji, mereka mengandalkan keikhlasan pengunjung untuk memberi uang ketika berfoto bersama.
"Ya kita dapatnya kalau ada yang kasih aja. Kan pada suka foto, mereka biasanya kasih seikhlasnya. Lumayan lah daripada nganggur di rumah," tutur Yanti.
Kostum badut-badut ini ada yang dibeli sendiri namun juga ada yang menyewa kepada sanggar. Penghasilan yang didapatnya pun tak menentu.
"Kalau lagi rame bisa dapet Rp 75 ribu atau 100 ribu sehari. Tapi saya nggak tiap hari, paling kalau hari Sabtu-Minggu atau libur kayak gini aja jadi badut. Soalnya capek, berat banget kostumnya," kisah ibu 4 anak itu.
Terkadang Yanti merasa malu harus berperan sebagai badut. Apalagi jika pengunjung TMII adalah kenalannya. Makanya Yanti jarang membuka topeng penutup kepalanya supaya tidak dikenali.
"Malu. Tapi kadang kita jadi senang karena bikin anak-anak gembira. Lucu juga kalau pas ada anak-anak yang takut ngeliat badut," kata Yanti yang sudah kembali mengenakan topeng kepala badut.
Warga Lubang Buaya, Jakarta Timur itu sesekali melambai-lambaikan tangannya untuk menarik pengunjung anak berfoto bersama. Hal serupa dilakukan 4 rekan Yanti yakni Fatimah, Siah, Ningsih, dan Wiwik.
Pengunjung yang mengetahui badut-badut adalah para ibu yang sudah lanjut usia itu mengaku salut. Seperti Tati, yang mengajak anaknya berfoto dengan badut.
"Nggak nyangka ya ternyata isinya ibu-ibu. Udah pada tua lagi, salut saya. Ibu-ibu mau kerja kayak gitu, berat kan bajunya," kata Tati setelah memberikan sedikit uang untuk Yanti usai sang anak berfoto bersama.
"Mudah-mudahan rezekinya lancar. Pengorbanannya udah sampe kayak gitu. Anak saya daritadi cari badut emang pengen foto. Ngeluarin sedikit uang nggak masalah ya yang penting anak senang. Bisa untuk nambah pemasukan badut juga," imbuh warga Tanjung Priok itu. (elz/mok)