Warga Cipinang Jagal sebelum bermasalah dengan kampung Jati Selatan, bertikai dengan warga Kebon Singkong. Ketiga kampung ini memang lokasinya tidak berjauhan.
"Cipinang Jagal lama punya masalah sama Kebon Singkong. Berapa kali kan ada berantem gede. Tapi sudah didamaiin sama pihak kepolisian. Udah selesai tuh," ujar warga Jati Selatan, Agus di RSCM, Jakpus, Minggu (19/7/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita diserang mulu dari seberang. Bukan tawuran. Sebelum puasa mobil warga kita yang parkir di dalam gang kacanya dipecahin, ada 6 mobil. Pas keluar dari dalam kampung pada kabur. Kita masuk nyambitin lagi dari pinggir kali pakai batu," cerita Agus.
"Infonya waktu mereka lagi berantem gede sama Kebon Singkong minta bantuan sama kita, tapi RW situ nggak mau ladenin. Nggak mau ikut-ikutan. Kayaknya keselnya di situ," sambungnya.
Selama bulan ramadan beberapa penyerangan kecil terjadi sehingga membuat warga Jati Selatan terus berjaga. Hingga pada seminggu sebelum Lebaran, penyerangan berbuntut pada terbakarnya rumah.
"Pas bulan puasa, lagi pada sahur, mereka nyambitin nyerang pakai petasan. Ada kena rumah, sampai kebakaran, untung kita jaga jadi bisa cepet dipadamin. Kita nggak bisa bales karena portal ditutup. Besoknya tiap subuh nyerang mulu," tutur mantan Hansip itu.
Peristiwa besar terjadi sesaat sebelum Salat Id, Jumat (17/7). Usai takbiran pada saat subuh, warga Cipinang Jagal disebut kembali membuat ulah.
"Sebelum salat Id pas subuh dia ngelempar petasan lagi, pada keluar mereka kabur lagi. Pas habis salat Id kejadian lagi dilanjutin serangannya, satu polisi kena. Orang-orang pada keluar, nah itu baru tawuran," sebut Agus.
Tawuran ini memang cukup besar. Bahkan para ibu-ibu juga ikut terlibat. Mirisnya, ini terjadi pada hari Lebaran.
"Ada ratusan orang, campuran juga sama warga kampung lain. Cipinang Jagal musuhnya banyak. Sampe ibu-ibu kampung kita masuk ke Cipinang Jagal. Gimana nggak kesel lagi salam-salaman lebaran masih juga diserang," ucapnya.
Setelah peristiwa itu, penjagaan semakin diperketat. Bimas, Babinsa, pihak kelurahan selalu berjaga untuk mengantisipasi tawuran kembali terulang.
"Abis kejadian lebaran dijaga terus sama polisi. Terus sekarang main culikan. Warga kita keluar dari kampung langsung diculik. Digebukin, diseret, terus dibacok. Satu bisa kabur tapi perutnya dibacok. Sekarang kritis," kata Agus.
Korban tewas adalah Subhan Wahyudi (21), warga RT 08 kampung Jati Selatan dan temannya, Igun yang kini tengah dioperasi di RS Persahabatan. Begitu Subhan diketahui menjadi korban, warga Jati Selatan berusaha menyelamatkannya.
"Ada yang ngeliat kasih tahu, warga pada keluar. Sempet timpuk-timpukan batu tapi mereka lari ke kampungnya kabur. Igun bisa kabur pas diculik tapi perutnya udah kena bacok," terang Agus.
Pihak kepolisian mengatakan kejadian ini memang terkait dengan dendam. Polisi masih mengejar pelaku yang menewaskan Subhan.
"Ini kami duga karena dendam. Pelaku masih dalam pencarian," ungkap Kapolres Jaktim, Kombes Umar, Minggu (19/7).
Tawuran terjadi selama beberapa waktu ini. Selain di kawasan Klender itu, tawuran sempat pecah saat Sahur On the Road dan menyebabkan 1 orang tewas. Semalam tawuran juga terjadi di kawasan Johar Baru, Jakpus. (ear/mok)