Ketujuh buah gunungan itu diperebutkan di tiga tempat. Sebanyak lima gunungan di perebutkan di halaman Masjid Besar Kauman Yogyakarta. Satu buah gunungan dibawa menuju Kadipaten Puro Pakualaman. Satu gunungan lagi dibawa menuju kompleks Kantor Gubernur DIY di Kepatihan.
Ketujuh buah gunungan itu terbuat dari aneka macam sayuran seperti cabe, kacang panjang, beras, telor dan hasil bumi lainnya. Gunungan tersebut merupakan bentuk rasa syukur, kemakmuran dan kemurahan hati raja terhadap rakyatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat gunungan tiba di depan halaman masjid besar, abdi dalem utusan karton menghadap penghulu masjid agar didoakan. Namun belum selesai didoakan, ratusan masyarakat sudah tidak sabar lagi untuk merayahnya. Meski sudah diperingatkan agar tidak merayah lebih dulu sebelum doa selesaikan panjatkan. Namun masyarakat sudah tak sabar lagi.
Gunungan Wadon yang terletak di sisi utara pintu masuk terlebih dulu dirayah. Masyarakat yang ada di depan Gunungan Lanang yang ada disebelah selatan akhirnya juga ikut merayahnya. Tidak sampai 10 menit kelima gunungan tersebut habis ludes dan hanya tersisa kerangkanya.
"Senang dapat isi dari gunungan Wadon yang terbuat dari beras ketan," ungkap Ny Sulastri (46) warga Malang Jawa Timur.
Dia mengaku baru sekali melihat langsung acara grebeg Syawal di Kraton Yogyakarta. Dia bersama keluarganya tengah mengungjungi salah satu keluarganya di Pajangan, Bantul. (bgs/aan)











































