“Letak Indonesia yang merupakan perlintasan antara benua Asia dan Australia telah membuat Indonesia dilayari dan dikunjungi berbagai bangsa sejak dahulu kala,” kata Arkeolog Maritim Ali Akbar, Selasa (14/7/2015).
Ali yang juga dosen di UI ini menyampaikan, dalam kesempatan buka puasa bersama akhir pekan lalu yang dihadiri Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Ade Supandi, Dr. Sudirman Saad, serta Direktur Indonesia Maritime Institute (IMI) Dr. Y. Paonganan, terungkap ide untuk memetakan kapal-kapal karam di dasar laut Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali melanjutkan, beberapa sumber menyebutkan lebih dari 400 kapal yang karam di Indonesia pada periode sekitar tahun 1500-1800. Kapal milik Portugis, Spanyol, Belanda, Cina, dan lainnya tersebut membawa berbagai barang muatan yang berharga. Jumlah tersebut semakin banyak jika ditambah dengan kapal karam periode sebelum dan sesudahnya.
“Jika peta persebaran kapal karam telah dihasilkan maka pemerintah dapat mengambil langkah selanjutnya, misalnya pengangkatan, pelestarian di laut, pariwisata, maupun pengamanan wilayah laut secara intensif agar tidak dicuri oleh para pemburu harta karun,” tegas dia. (bil/dra)