Kapal yang bertugas dalam mudik gratis tersebut adalah KM Dobonsolo yang dinahkodai Kapten Muhadu. Kapal yang biasa beroperasi untuk wilayah timur dengan tulisan lambung 'Let's Go to Raja Ampat' itu sudah disiapkan lama untuk arus mudik.
Tahap pertama pemberangkatan digelar pada Sabtu (11/7) sore kemarin. Sejak siang hari, pemudik baik laki-laki, wanita dan anak-anak termasuk bayi sudah menunggu di dalam kapal, sebagian di dalam tenda pelabuhan untuk seremoni pelepasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Caranya, pintu-pintu di tiap kamar untuk kelas I dan kelas II dicopot, sehingga seolah sama dengan kelas ekonomi yang tidur tanpa sekat dan bersebelahan dengan penumpang lain. Meski seolah sama, namun penumpang yang kebetulan dapat kelas I dan II sebetulnya kondisinya lebih nyaman.
"Kurang dingin pak," keluh penumpang di dek 5 kepada Dirut PT Pelni Elfien Goentoro yang ikut dalam pelayaran ke Semarang, Sabtu (11/7) malam.
"Oh, di sini kurang dingin ya? Nanti kita omongin," jawab sang Dirut Elfien tersenyum.
Di ruangan lain masih di dek 5, seorang ibu jutru menyelimuti dirinya dengan kain dan terbangun saat Elfien meninjau kondisi penumpang. "Kedinginan pak," ucap si ibu masih meringkuk.
"Loh, di sini malah.." kata Elfien sedikit tertawa didampingi Kapten kapal, Muhadu.
Kondisi di dek 5 yang suhunya disebut penumpang ada yang terlalu dingin dan panas, sebetulnya sudah lebih baik. Beberapa fasilitas sudah ditambah di kapal yang selesai dibangun pada tahun 1992 itu. Di setiap tempat tidur, kini ada dua colokan untuk penumpang mengisi ulang baterai alat elektronik mereka.
Kondisi kamar mandinya pun sudah lebih baik. Tak hanya itu, para pemudik kini mendapat supplement food berupa jus, susu dan tambahan air, serta fasilitas lainnya. Beberapa mainan anak-anak juga tampak disediakan di antara tangga antar dek kapal.
Pada selasar antar tangga dek kapal itu, beberapa penumpang tampak berbagi tempat dengan penumpang lainnya. Tak hanya itu, di luar dek kapal juga ada penumpang yang memilih tidur di luar, dengan barang bawaan dan helm yang dibawa.
Hal itu karena penumpang yang diangkut untuk mudik gratis ini sebanyak 133 persen dari kapasitas. Yaitu 2.252 pemudik dan 816 motor. Itupun berkurang dari data booking. Kelebihan 33 persen penumpang adalah batas yang ditetapkan Kemenhub dengan pertimbangan fasilitas, kenyamanan hingga keselamatan.
Nah soal fasilitas tersebut, KM Dobonsolo terbilang memiliki fasilitas yang lumayan lengkap untuk penumpang. Selain yang sudah disebutkan di atas, ada fasilitas lain seperti koperasi, musola, dokter, televisi, sarana bermain anak, dan lainnya.
Melaju dengan kecepatan rata-rata 17 knot, kapal yang mengangkut pemudik itu pun tiba di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang pada Minggu (12/7/2015) sekitar pukul 07.15 WIB atau setelah perjalanan sekitar 14 jam.
"Ya lebih baik ini (dibanding mudik dengan motor -red). Aman, tidak dipungut biaya apapun. Semoga pemerintah terus kasih perhatian seperti ini," ucap seorang pemudik Mulyono.
Wajah sumringah para penumpang terukir saat kapal besar itu bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas dan tangga kapal diturunkan. Mudik ke Semarang tetap nyaman dan aman, motor pun tetap bisa dipakai di kampung halaman selama pulang kampung.
"Ini cukup efektif, tahun depan menteri (perhubungan) minta anggarannya 3 kali supaya kurangi pemudik dengan motor," ucap Dirut Pelni Elfien saat tiba di Semarang.
"14 jam sudah sampai, di atas kapal bisa tidur, bisa buka puasa, salat tarawih, sahur. Jadi semua fasilitas ada di atas sebagaimana mereka di rumah. Sekarang mereka segar, tinggal teruskan misal 1 jam lagi ada yang ke Boyolali, Purwakarta langsung dengan motor," imbuhnya.
(bal/imk)