'Rumah Paku' Fenomenal yang Sendirian Bertahan di Tengah Proyek

Jakarta - China sedang gencar-gencarnya membangun berbagai proyek. Namun di tengah itu, ada beberapa warganya yang memilih bertahan dan melawan karena masalah ganti rugi. Seperti apa rupanya?

Sedikitnya ada 8 bangunan yang ramai diberitakan karena memilih bertahan di tengah pembangunan proyek berupa jalan, fasilitas umum atau gedung-gedung bertingkat. Ada yang memasang tanda tertentu.

Media-media di sana menyebut rumah tersebut sebagai 'rumah paku' karena keteguhan mereka yang dianggap sebagai paku dalam proyek. Sangat sulit memindahkannya seperti sebuah paku yang keras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut beberapa penampakan rumah paku di China yang menghebohkan dunia:

Rumah Paku di Wenling

Foto: Istimewa/Reuters

Rumah ini terletak di Wenling, Provinsi Zhejiang. Rumah itu bertahan di tengah pembangunan jalan raya.

Rumah Paku Nanning

Foto: Reuters

Rumah paku ini yang berdiri terakhir di kawasan konstruksi Nanning, Guangxi Zhuang. Menurut media setepat, pemilik rumah tidak berhasil mencapai kesepakatan dengan pejabat setempat terkait kompensasi.

Rumah Paku Chongqing

Foto: Istimewa/Reuters

Rumah Paku tersebut berada di kawasan Chongqing Municipality. Di sana, akan dibangun apartemen baru.

Rumah Paku di Ciangyang

Foto: Istimewa/Reuters

Kali ini rumah yang berada di Ciangyang, provinsi Hubei yang bertahan di tengah proyek konstruksi.

Rumah Paku di Nanjing

Foto: Istimewa/Reuters

Seorang wanita tampak sedang berjalan di depan rumah paku. Lokasinya berada di Nanjing, Provinsi Jiangsu. Rumah itu yang terakhir berdiri di tengah hamparan proyek.

Rumah Paku di Shenzhen

Foto: Istimewa/Reuters

Bangunan enam lantai ini menjadi satu-satunya yang bertahan di tengah proyek perkantoran di Shenzhen. Sama dengan kasus lain, urusan kompensasinya belum tuntas.

Rumah Paku di Hefei

Foto: Istimewa/Reuters

Rumah ini sebagian sudah dihancurkan. Satu-satunya rumah yang bertahan di tengah konstruksi di Hefei, Provinsi Anhui.

Rumah Paku Lain di Hefei

Foto: Istimewa/Reuters

Rumah ini berada di daerah yang akan dibangun apartemen. Namun sang pemilik menolak menjual. Banner di situ bertuliskan: "Kami sangat meminta pemerintah agar menghukum para kriminal. Mereka menghancurkan rumah saya dengan paksa. Mereka harus kembalikan tanah saya."