Mualaf Karina Sempat Kesulitan Cari Masjid untuk Mengucap Syahadat

Ramadan 2015

Mualaf Karina Sempat Kesulitan Cari Masjid untuk Mengucap Syahadat

Nur Khafifah - detikNews
Rabu, 08 Jul 2015 15:02 WIB
Foto: Nur Khafifah
Jakarta - 8 Tahun silam, Karina Anggara (28) memutuskan untuk menjadi mualaf. Ia mengalami perjalanan panjang sebelum akhirnya mantap menjadi seorang muslimah.

Bahkan hingga saat-saat terakhir hendak mengucap kalimat syahadat, ia masih diberi cobaan. Karina sempat kesulitan menemukan masjid yang bersedia membimbingnya masuk Islam.

Awalnya Karina sudah membuat janji dengan pengurus salah satu masjid ternama di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, setelah waktu salat Zuhur. Namun ia telat datang, sehingga tiba di masjid tersebut menjelang waktu salat Ashar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir sama aja kan ya setelah Ashar, kan sama-sama banyak jemaah. Tapi ternyata nggak bisa, alasannya tempatnya digunakan untuk resepsi pernikahan. Saya kaget. Ternyata mereka lebih memilih yang komersil," ujar Karina saat menceritakan pengalamannya kepada detikcom, Jumat (4/7/2015).

Mau tak mau, ia harus mundur dan memilih mencari masjid lain. Pilihannya jatuh pada salah satu masjid besar di kawasan Jakarta Pusat. Ternyata di masjid tersebut ia juga merasa dikecewakan.

"Begitu saya tanya prosedurnya, ternyata ada biayanya Rp 500 ribu. Saya pikir ini nggak masuk akal. Ya udahlah saya nggak jadi ke sana," ujar perempuan yang mengaku telah mendapat hidayah sejak usia 9 tahun ini.

Kemudian Karina melangkah ke masjid besar lainnya yang terletak tak jauh dari Blok M. Masjid tersebut tak memungut biaya sepeser pun, namun syaratnya harus ada surat keterangan dari pihak tempat ibadahnya yang dulu bahwa ia tak akan lagi menjadi umat di sana.

"Aduh, enggak deh. Nanti saya mesti urusan lagi sama keluarga untuk mendapatkan surat itu. Saat itu hubungan saya kan kurang bagus," kata Karina.

Dibantu saudaranya yang seorang muslim, Karina kemudian mendatangi salah satu masjid yang tak jauh dari rumahnya di Cinere, Depok. Tak disangka, justru di masjid tersebut segala harapannya dipermudah. Tidak ada biaya dan persyaratan administrasi yang merepotkan yang harus ia penuhi. Karina cukup membawa 2 lembar pas foto saja untuk kelengkapan administrasi.

"Di sana waktu ba'da Zuhur, lagi ada majelis ta'lim ibu-ibu sekitar 50 orang. Alhamdulillah, Subhnallah, ternyata mereka semua ada menyaksikan saya (bersyahadat). Saya terharu," katanya.

Di situlah Karina mendapatkan Alquran pertama kali dari seorang jemaah masjid. Beberapa jemaah lainnya memberinya sedekah.

"Di situ saya ngerasa, ya Allah, ternyata saya nggak perlu jauh-jauh. Allah udah nunjukin, ngapain jauh-jauh, di sini aja lebih deket udah bisa. Pokoknya waktu itu pengalaman benar-benar menakjubkan," kenangnya.
Halaman 2 dari 1
(nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads