"Waktu itu bangun tidur, nggak tahu kenapa tiba-tiba ingin belajar agama Islam," kata Karina menceritakan pengalamannya 19 tahun lalu saat ditemui detikcom pada Sabtu (4/7/2015) lalu.
Karina kemudian mengutarakan perasaan itu namun saat itu dia mendapat resistensi dari keluarganya. Dalam usia sekecil itu, Karina mengaku tak dapat berbuat apa-apa. Kala itu ibunya yang sempat memeluk agama Islam telah meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diam-diam Karina sering mencuri-curi kesempatan untuk belajar tentang agama Islam. Seperti di sekolah, saat ada pengajian umum, atau ikut-ikutan temannya yang mengaji.
"Keluarga berpikir saya mempermainkan agama. Tapi ya udahlah, saya bisa berbuat apa waktu itu," kata perempuan asal Cinere, Depok, ini.
Ia mengatakan, selama 11 tahun diliputi kebimbangan ini, keinginannya untuk masuk Islam tak pernah surut. Justru Karina semakin penasaran dengan Islam.
"Dulu saya beribadah tanpa ada rasa nyaman. Resah terus," katanya.
Setelah selesai sekolah dan memasuki dunia kerja, Karina merasa sudah saatnya dirinya menentukan apa yang diinginkannya selama ini. Ia bertekad untuk masuk Islam, meskipun risikonya adanya resistensi dari keluarga.
"Saya berdoa, ya Allah kalau memang Kau menakdirkan saya untuk jadi mualaf, tolong dipermudah. Saya cuma minta bisa jadi mualaf sebelum saya mati, keinginan saya itu," ujarnya.
Hingga akhirnya pada usia 20 tahun, iaΒ memberanikan diri untuk mengucap 2 kalimat syahadat. Hari kedua Lebaran tahun 2007, pemilik nama lengkap Margaretha Maria Alacoque Karina Anggara Ayu Kusuma ini resmi memeluk agama Islam. Saat itu ia mengaku pasrah dengan segala kemungkinan terburuk yang mungkin akan dihadapinya.
Halaman 2 dari 1
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini