Ketika detikcom menjajal tol tersebut pada Selasa (7/7/2015), ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian pemudik yang akan melintasi jalur tersebut. Selain masih minimnya rambu, pemudik harus memahami medan jalan tol yang baru dibuka untuk arus mudik 2015 itu.
Keluar dari gerbang tol Cikarang Utama, pemudik akan disambut gerbang tol Cikopo di KM 77. Jalan dengan konstruksi beton akan dirasakan pemudik sejak memasuki tol itu sampai dengan KM 110.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selepas itu tepatnya di KM 110, pemudik akan merasakan mulusnya aspal. Warna beton dan aspal yang kontras memang dimaksudkan agar pemudik tidak merasa bosan dengan jalan yang itu-itu saja.
Di beberapa titik, pemudik akan menemui tanjakan dan tikungan yang tak terlalu tajam. Meskipun begitu diharapkan pemudik tetap menekankan kewaspadaan karena jalur yang lurus sering memicu untuk menekan gas lebih kencang.
Nah, setelah menikmati mulusnya aspal dari KM 110 pemudik akan kembali merasakan jalur beton di KM 160. Di beberapa titik setelah KM 160, ada sejumlah tikungan yang akan dihadapi pemudik.
Goyangan akan lebih terasa bagi pemudik saat melintasi jalur tersebut. Selain itu, terpaan angin cukup kencang dan sangat terasa apabila membuka jendela.
Setelah itu pemudik akan menemui tanjakan di KM 182 atau tepatnya di posisi di mana sebuah batu besar akan terlihat di sebelah kanan apabila melintas dari Jakarta menuju ke Cirebon. Batu besar itu dinamakan Batu Bleneng dan dipercaya tidak boleh dipindahkan dari lokasi itu.
Kemudian pemudik akan berada di antara bukit yang terbelah hingga sekitar 2 kilometer. Lalu akan ada tikungan ke kanan yang lumayan menantang sebelum akhirnya keluar dari gerbang tol Palimanan untuk melanjutkan perjalanan ke Tol Pejagan. (dha/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini