![]() |
Dan Ramadan tahun ini pertama kalinya saya jalani di negeri orang, tepatnya di Tokyo, Jepang. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang sedang menemani suami mengambil pendidikan doktoral, saya pun ikut merasakan perbedaan waktu yang mengakibatkan perbedaan kebiasaan pula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada seorang teman bertanya, "Bagaimana puasa di sana? Kuat nggak?". Hampir mau dua minggu menjalankan ibadah puasa, saya perhatikan untuk berpuasa di Jepang bukanlah lapar atau haus yang menjadi masalah utama, meskipun puasa di sini berlangsung selama 16 jam sehari.
![]() |
Godaan terbesar, khususnya untuk kaum pria adalah pandangan mata. Saat ini Jepang sudah mulai memasuki musim panas sehingga banyak sekali wanita-wanita Jepang yang memakai pakaian serba mini, seperti hot pants, mini dress, mini skirt dan lain-lain. Tinggal bagaimana pintarnya mengatur dan menjaga pandangan mata. Kalau sedang di kereta mungkin bisa memanfaatkannya dengan tidur, itu lebih berkah daripada harus terjaga tapi banyak pemandangan yang bisa menggoda iman. Akan tetapi, insyaAllah, Allah SWT akan memberikan banyak pahala atas banyaknya godaan yang kami lewati.
![]() |
Dan Alhamdulillah, walaupun jauh dari kampung halaman, tetap bisa merasakan buka bersama karena ada beberapa teman Indonesia yang juga melaksanakan ibadah puasa. Bahkan, Alhamdulillah, saya dan suami sempat menjadi tuan rumah untuk mengenalkan kebiasaan "Buka Puasa" dan juga mengenalkan "Masakan Indonesia" kepada teman-teman non-muslim dari Jepang, Taiwan dan Filipina.
Mereka begitu antusias dan terlihat menikmati sekali suguhan sederhana ala Indonesia. Sejauh ini bersyukur, Alhamdulillah bisa menjalani dan merasakan nikmatnya puasa Ramadan di Jepang.
*) Fauziah Yaman adalah seorang ibu rumah tangga dari Bekasi, Indonesia yang kini tinggal di Tokyo, Jepang.
Bagi Anda pembaca detikcom yang memiliki pengalaman berpuasa Ramadan di luar negeri seperti yang dituliskan di atas, bisa menuliskan dan mengirimkannya ke: redaksi@detik.com. Sertakan identitas lengkap, nomor kontak yang bisa dihubungi dan foto yang mendukung kisah Anda. (nwk/nrl)