"Banyak orang, termasuk saya saat itu, yang berpikir untuk mulai bisnis harus siapkan banyak modal, harus bisnis yang bonafide, harus bisnis yang pasti untung, harus bisnis yang tidak capai, dan lain-lain. Itu juga sempat membayangi saya di masa-masa awal memulai bisnis. Ada beberapa kawan saya yang bahkan bilang, 'masa mahasiswa IPK 3,93 dari UGM jualan pisang penyet gerobakan!'," kenang Arief mengawali kisah inspiratifnya dengan detikcom, Senin (6/7/2015).
Ketika itu modal yang dia miliki hanyalah Rp 700.000 dan dipergunakan untuk membeli gerobak dengan mengusung nama 'Pisang Penyet Bang Kiming'. Hal yang terpikir saat itu tak lain dan tak bukan adalah untuk biaya melanjutkan studi ke jenjang magister.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief telah menyelesaikan jenjang sekolah menengah pada usia 15 dan langsung menuju bangku sarjana. Dia kemudian lulus sarjana dalam waktu 3 tahun 9 bulan dengan menyabet predikat wisudawan terbaik di kampusnya. Tetapi setelah lulus itu dia tak lantas menjadi pengangguran. Rupanya prestasi semasa kuliah turut menunjang nasibnya setelah lulus.
Dia kemudian menerima beasiswa dari pemerintah Jepang dan sebulan setelah lulus langsung terbang ke negeri sakura itu. Tetapi dia tak lantas langsung berkuliah, selama 1 semester dia harus menjadi asisten peneliti terlebih dahulu.
Lalu bagaimana kabar Pisang Penyet Bang Kiming?
"Bisnis sempat berkembang jadi puluhan cabang tapi terpaksa perlahan bangkrut karena saya memutuskan untuk pindah ke Jepang di 2009 dan saya belum pintar masalah manajemen bisnis jarak jauh. Saya lalu coba berbagai macam bisnis, toko kelontong, grosir sembako, jualan minuman, buka peternakan kambing dan belut, dan alhamdulillah! Hampir semua bangkrut," tutur Arief 'Bang Kiming' setengah berseloroh.
Dia kemudian berpikir untuk menjual sparepart motor gede (moge) asli Jepang ke Indonesia. Sebuah ide yang muncul sesuai dengan disiplin ilmu yang dia tekuni, meski awalnya hanya sekedar memenuhi permintaan kawannya di Indonesia.
"Dari 1 order per bulan, jadi belasan, terus jadi puluhan per bulan. Saya putuskan untuk serius di bidang itu. Brand-nya Kiming Motor, pusatnya part moge Indonesia, lambat laun banyak yang pesan sparepart dari saya khususnya sparepart motor besar. Saya impor dari Jepang, Amerika, Italy, Inggris, dan Tiongkok. Karena bisnis seperti ini butuh modal yang tidak sedikit, saya mengajukan kredit ke bank dan alhamdulillah disetujui," ujar Arief.
Dewi fortuna kembali menghampirinya kemudian di tengah prestasi akademiknya yang kian moncer. Dia sempat mendapatkan berbagai macam penghargaan akademis mulai dari mahasiswa terbaik, young researcher award, dan best presentation di banyak seminar internasional.
"Mulai tahun 2013 awal, mulai banyak yang request ke saya minta dicarikan barang ini dan itu. Akhirnya dagangan saya enggak hanya sparepart, tapi justru jadi macam-macam. Omset perusahaan di Indonesia tembus miliaran dan saya saat itu masih 'nyambi' jadi mahasiswa di Jepang. Akhirnya saya putuskan untuk membuka perusahaan trading di Indonesia dengan nama PT. Kiming Indotrading Investama di 2014. Inilah titik awal saya 'kecelakaan' saya menjadi trader," ungkap Bang Kiming.
Banyak orang kemudian bertanya, 'buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau tak bisa diaplikasikan?', dan kini Arief alias Bang Kiming merupakan orang yang mungkin kompeten menjawab pertanyaan tersebut. Menjadi miliarder sukses tak lantas dia melupakan prestasi akademiknya.
"Untuk diaplikasi secara langsung, tentu agak susah. Saya kuliah di jurusan teknik mesin, tentu pelajaran yang sifatnya ke-teknik-an susah untuk langsung diaplikasi secara straight forward, tapi sedikit banyak knowledge dan basic ilmu dari situ terpakai kok dalam bisnis saya. Misalkan ketika saya diminta untuk supply atau hunting barang-barang yang ada hubungannya dengan bidang tersebut.Tapi lebih dari itu sekali lagi saya bilang, esensi dari sekolah adalah pengembangan pola pikir dan nalar," tutur pemuda Indonesia kelahiran Januari 1990 ini.
Berita menggugah dengan tema muda dan mengispirasi sengaja disajikan untuk membangkitkan semangat generasi muda untuk semakin kreatif dan inovatif dalam berbagai hal. Jika ada figur di sekeliling anda yang mengispirasi, anda bisa memberikan informasi kepada kami melalui email inspirasimu@detik.com. Ayo berkreasi untuk negeri, detik ini juga!
Halaman 2 dari 2