Kejadian memilukan itu terjadi pada tanggal 5 Oktober 1991. Pesawat Hercules dengan nomor ekor A1324 jatuh di Bengkel Kerja Las di kawasan Condet, Jakarta Timur. Kabar itu menjadi berita headline di semua kabar.
Sebagian besar media menulis tak ada yang selamat dalam kejadian itu berdasarkan keterangan dari pihak TNI. Namun ada juga beberapa surat kabar yang merilis soal Bambang selamat. Namun sumbernya anonim. Salah satu kliping media yang menulis cerita Bambang masih disimpannya hingga kini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siap betul, karena saat itu memang belum ada keterbukaan era informasi waktu itu perintah pimpinan tertinggi untuk menutup keberadaan saya di media," ujar Bambang Subandi saat berbincang dengan detikcom di kediamannya, Jalan Kangguru III, Komplek Dwi Kora, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu (5/7/2015).
Kala itu informasi yang didapatkan media simpang siur terkait jumlah korban tewas dalam tragedi di pesawat Hercules, A 1324. Khusus untuk Bambang, peti mati berikut foto terakhirnya sempat dipajang.
"Waktu itu saya masih perawatan di rumah sakit. Hanya satu sebagai kenangan yang berhasil saya simpan. Di sini saya juga mau luruskan bagi yang belum tahu secara real kecelakaan A1324 saya adalah korban hidup satu-satunya. Pelda Bambang Subandi saya bertugas di Kohadnus," tutur Bambang sambil menujukkan foto dalam bingkai kayu.
Meski bertahun-tahun keberadaannya dirahasiakan, Bambang selaku prajurit tidak ada pikiran negatif. Bambang berpikir hal itu merupakan tanda sayang pihak TNI kepada dirinya.
"Saya sendiri sempat berpikir kalau hal itu agar saya bisa istirahat betul, karena takut terganggu kesehatannya jika harus meladenin media," paparnya.
Bambang mengatakan meski keberadaannya dirahasiakan, namun ia tidak pernah absen menziarahi pemakaman rekan-rekan satu perjuangannya.
"Sampai sekarang saya sering berizarah. Bahkan setelah sembuh karena saya terobsesi dengan kecelakaan itu saya sering ke sana. Terkadang hanya sekedar curhat dalam hati," paparnya.
Tragedi itu menewaskan prajurit 134 prajurit TNI AU terbaik. Mereka yang tidak berhasil teridenfitikasi di kubur secara massal, di Taman Makam Bahagia, Ciledug.
"Saya baru mengetahui setelah melihat kliping kakak saya, saya baca dan mulai mengingat melihat kejadian saat itu secara fisik dikubur massal, seperti tertera di dokumen saya," kisahnya. (aws/dra)