Suasana Ramadan Tenang di Damaskus

Ramadan 2015

Suasana Ramadan Tenang di Damaskus

Herianto Batubara - detikNews
Sabtu, 04 Jul 2015 04:59 WIB
Suasana Ramadan Tenang di Damaskus
Suasana salat di Damaskus (AM Sidqi/KBRI Damaskus)
Damaskus - Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Ramadan pada tahun ini terasa lebih tenang di Damaskus. Meskipun perang masih berkecamuk di beberapa daerah Suriah, seperti Hasakah, Aleppo, Deir ez-Zour, dan Douma, di ibu kota Damaskus warga dapat tenang beribadah.

Hal itu disampaikan AM Sidqi dari KBRI Damaskus dalam rilisnya kepada detikcom, Sabtu (4/7/2015). Situasi tenang itu juga dirasakan oleh warga negara Indonesia yang datang memenuhi undangan buka puasa bersama Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto, di Wisma Duta daerah di Yafour, Damascus Countryside (02/07).

Sekitar lima puluh mahasiswa, staf, dan warga Indonesia hadir memenuhi undangan Dubes Djoko. Puluhan kursi dan meja ditata rapi di tepi kolam renang Wisma Duta dan beraneka makanan tersaji. Setelah iftar dan santap malam, acara dilanjutkan hingga salat tarawih dan peringatan Nuzulul Quran. Kesemua rangkaian acara itu dilakukan outdoor di tepi kolam renang di halaman depan Wisma Duta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah malam ini sungguh istimewa bagi kita. Ditemani purnama malam ke-15 Ramadan, udara sejuk malam hari, ditambah dengan gemericik air kolam renang, membuat ibadah kita semakin khusuk malam ini," kata Ustaz Ahsin Mahrus memulai ceramah Nuzulul Quran.

"Saudara-saudara kita di Tanah Air pasti tidak ada yang menyangka, kita bisa beribadah dengan tenang di Damaskus," sambungnya.
Suasana ibadah yang tenang di Damaskus (AM Sidqi/KBRI Damaskus)


Dikisahkan AM Sidqi, tahun ini, Ramadan di Suriah jatuh pada musim panas. Terlebih lagi pada akhir-akhir ini suhu mencapai hingga 40 derajat celcius. Namun dengan suasana petang Wisma Duta yang asri, gemericik air kolam renang, dan angin sejuk yang berhembus, seketika mengurai rasa lelah berpuasa selama 16.5 jam di musim panas ini.

Suriah dilanda perang saudara dan pemberontakan di hampir seluruh wilayahnya sejak tahun 2011. Bukan hanya kelompok oposisi nasional, foreign fighters dari sekitar 80 negara juga mengalir masuk ke Suriah untuk bergabung ke dalam kelompok-kelompok bersenjata, seperti ISIS, Jabhat Nusra, Free Syrian Army, dan lain sebagainya.

Pada tahun 2012β€”2013, konflik dinilai mencapai tingkat paling panas di mana perang kota kerap terjadi di ibu kota Damaskus. Akan tetapi, memasuki tahun 2015, kondisi jauh lebih tenang dan damai. Warga di ibu kota Damaskus dapat beraktivitas dengan lebih normal, meski check point tentara masih tetap berlaku.

"Alhamdulillah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, Damaskus lebih tenang," kata Dubes Djoko Harjanto dalam sambutannya selepas salat tarawih berjamaah. "Kita semua perlu membantu suarakan apa yang sebenarnya terjadi di Damaskus dan Suriah pada umumnya. Kita yang tinggal di sini lebih tahu apa yang dirasakan, berbeda dengan saudara-saudara di Tanah Air yang hanya membaca dari media," ucapnya.

Selepas salat tarawih di Wisma Duta, para mahasiswa melanjutkan dengan bermain futsal di sekitar Wisma Duta. "Mumpung kita lagi ngumpul, teman-teman selesai ujian, dan udara hangat," ujar Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Suriah Ahmad Fuadi Fauzi. (bar/bar)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads