"Meninggal 8 orang, 2 orang kasir, 1 tukang kebun, 1 tukang parkir, 4 orang tukang laundry," kata Sinuraya di RSUP Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, Kamis (2/7/2015).
Sinuraya mengatakan, usahanya itu sedang tidak buka pada saat kejadian. "Hanya kantin itu (yang buka). Tidak ada tamu, kita buka jam 11.00 WIB kejadian 11.45 WIB," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sinuraya belum dapat menguraikan berapa kerugian yang dialami akibat peristiwa itu. Menurutnya, dirinya akan menginventaris terlebih dahulu. Lalu, apakah akan minta ganti rugi?
"Nantilah, yang penting kita bicarakan masalah korban dulu, karena ini beban mental buat kita semua. Kasihan," tuturnya.
Sinuraya sendiri hadir saat Tim DVI dan Dirut RSUP Haji Adam Malik menggelar keterangan pers tadi. Di situ, dia menanyakan sampai kapan keluarga harus menunggu jenazah 8 karyawannya tersebut. Sebab meski 8 jenazah itu telah dipisahkan, tapi tetap harus melalui proses identifikasi terlebih dahulu.
"Kalau sudah ada keluarganya segera akan kita ambil sampel DNA-nya, kemudian kalau sampel korban semua sudah ada, semua harus kita bawa ke laboratorium DNA ke markas besar," kata Kapus Dokkes Polri Brigadir Jenderal Arthur Tampi menjawab pertanyaan Sinuraya.
Arthur menjelaskan, proses pemeriksaan di laboratorium DNA ada yang bisa cepat tapi ada juga butuh waktu lebih lama. Proses yang cepat bisa memakan waktu 24 jam dan 48 jam. Namun begitu, ada juga proses yang butuh waktu hingga seminggu, dua minggu, sebulan bahkan tiga bulan.
"Pertanyaannya kenapa sampai begitu waktunya, karena memang tahapan-tahapan pemeriksaan laboratorium memang seperti itu, Pak. Satu contoh misalnya, kita ambil DNA itu dari tulangnya, nah kita butuh waktu lama untuk bisa kita membentuk profil daripada DNA, akan kita cocokkan dengan DNA keluarga, nyatu atau cocok nggak." (idh/faj)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini