“Nanti kita detilkan. Tapi kalau ada satu dua, kami lihat dengan baik, tidak boleh langsung salah begitu. Kepentingannya apa, apakah masih ada ikatan keluarga dengan salah satu penumpang TNI. Bisa saja itu ada yang nakal bawa keponakan dan sebagainya,” jelas Moeldoko di Jakarta, Kamis (2/7/2015).
“Sebetulnya tidak boleh kalah keluarga jauh. Anak isteri yang diberikan kesempatan naik,” tambah dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Seperti itu casenya. Berikutnya ada hal-hal lain, keluarganya juga bisa dibawa,” tambah dia.
Bagi Moeldoko, untuk seorang TNI, menumpang Hercules ini jauh lebih ekonomis dibanding dengan pesawat umum.
“Salah satu fungsi alat angkut juga untuk kesejahteraan anggotanya. Isteri kita yang sedang ingin ke Ranai, pulang ke Jakarta, kita izinkan karena pesawat itu sedang kosong,” terang dia.
“Umpamanya ada anggota dari Papua ingin cuti beserta keluargnya, itu bahkan dari kesejahteraan. Kalau anggota kita pulang menggunakan pesawat umum, mereka pasti keberatan.
“Waktu saya letnan dua dulu juga seperti itu. Lagi bokek kan, dari Makassar ke Jakarta, ikut pesawat itu,” tambah dia. (spt/dra)











































