Muazin Bangsa dari Makkah Darat, Biografi Intelektual Buya Syafii Maarif

Muazin Bangsa dari Makkah Darat, Biografi Intelektual Buya Syafii Maarif

Fajar Pratama - detikNews
Kamis, 02 Jul 2015 10:01 WIB
Jakarta - Berbagai macam buah pikiran Ahmad Syafii Maarif dituliskan dalam sebuah buku. Berjudul 'Muazin Bangsa dari Makkah Darat' buku itu diterbitkan dalam rangka peringatan 80 tahun usia Buya Syafii.

Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif adalah seorang ulama, ilmuwan dan pengajar.  Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah kelahiran Sumbar 31 Mei 1935 ini dikenal sebagai sosok yang mempunyai komitmen kebangsaan yang tinggi serta menghargai pluralisme.

Namun Syafii selama ini juga dikenal sebagai sosok yang kritis. Tengok saja kritik-kritik tajamnya terhadap kebijakan pemerintah, penegakan hukum maupun dinamika politik yang dinilai tak sejalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kritikan dan komentar Buya Syafii masih menggema sampai saat ini, di usianya yang sudah memasuki 80 tahun.  Dari konflik KPK-Polri sampai diundang Presiden Jokowi di awal pekan ini untuk memberi masukan tentang kebijakan pemerintah.

Di dunia internasional, kecendekiawanan Buya Syafii juga diakui. Pria asal Sumut ini merupakan Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP) dan pendiri Maarif Institute.

Nah, buah pikiran Buya Syafii ini akan diabadikan lewat sebuah buku berjudul 'Muazin Bangsa dari Makkah Darat: Biografi Intelektual Ahmad Syafii Maarif'.  Buku ini ditulis Mun'im Sirry, Noorhaidi Hasan, Hilman Latief, Alois Nugroho, Akhmad Sahal dan sejumlah penulis lain yang mendeskripsikan buah pikiran Buya Syafii.

Buku ini merupakan kompilasi pengkajian dan pendalaman atas pikiran-pikiran Ahmad Syafii Maarif. Menurut Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq, penerbitan ini merupakan upaya untuk merekam riwayat intelektualisme Syafii Maarif yang selama ini berkembang di ruang publik.

“Kami berharap kehadiran buku ini dapat memberikan sumbangan dalam memperkaya mozaik Islam Indonesia yang punya kekhasan. Dunia Islam membutuhkan alternatif ketika Timur Tengah didera pertikaian dan konflik, di sini Islam Indonesia punya modal untuk menjadi kiblat baru. Produktivitas karya-karya bermutu tentang intelektualisme Islam di Indonesia sangat diperlukan", ungkap Fajar.

Rencananya peluncuran buku hasil kerjasama Maarif Institute dengan penerbit Serambi ini akan diluncurkan pada Jumat (3/6/2015) besok.

"Secara harfiah, muazin adalah sang pengingat. Ia berseru-seru tiada lelah mengingatkan banyak orang untuk menunaikan salat dan menggapai kebahagiaan. Seorang muazin senantiasa konsisten menyerukan nilai-nilai moralitas dan kebajikan serta mengingatkan orang-orang untuk terhindar dari perilaku-perilaku munkar (buruk)," kata Fajar.

Adapun “Makkah Darat” merupakan julukan historis untuk Sumpur Kudus, tanah kelahiran Buya Syafii. Frase “Makkah Darat” dipungut dari sejarah Minangkabau era Islam yang telah tertimbun debu sejarah selama dua abad. Makkah Darat, tulis Buya dalam otobiografinya, merepresentasikan simbol pusat Islam di pedalaman Minang yang memiliki sejarah panjang dalam proses pergumulan Islam dengan kultur Hindu-Buddhis.

Menurut editor buku Ahmad Fuad Fanani, ciri utama yang membedakan buku ini dari buku-buku tentang Buya Syafii Maarif yang telah terbit sebelumnya adalah pada penjabaran lebih detail terkait gagasan-gagasan dan pemikiran Buya. “Buku ini tidak menekankan pada catatan prestasi, sejarah, dan pengalaman hidup, serta perannya dalam negara, tapi pada kontribusi dan konsekuensi yang terbangun dengan gagasan dan pemikiran Buya selama ini” imbuh Fuad.

Tertarik ikut menyelami buah pikiran Buya Syafii? Silakan baca melalui buku di atas. Namun untuk mendapatkan gambaran awal, Anda bisa mengikuti cuplikan singkatnya melalui berita-berita di detikcom.

(faj/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads