Mereka datang ke crisis center yang terletak di kawasan Timur Moskow. Tepatnya di daerah Metro Vikhino. Gedung berwarna coklat ini terlihat biasa saja dari luar. Namun di dalamnya terdapat semacam situation room.
Ada dua buah ruangan besar yang terhubung oleh sebuah pintu. Kedua ruangan ini bakal menjadi ruang pengendali jika terjadi masalah di salah satu PLTN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Fadli, Rusia tergolong sudah sangat siap dalam mengelola teknologi berbasis nuklir. Bahkan meski sudah fasih dengan teknologi tersebut, Rusia masih terus melakukan pelatihan dan simulasi dalam berbagai penanganan kasus.
"Kuncinya komunikasi dan manajemen, mereka sudah antisipasi tidak hanya sal kemanfaatannya, termasuk potensi kerugian dari kecelakaan," kata Fadli usai meninjau fasilitas Rosatom.
Menurut Fadli, Indonesia seharusnya sudah mulai serius berpikir untuk membangun PLTN. Dan Rosatom bisa menjadi salah satu opsi untuk diajak kerjasama.
Ketua Komisi VII Kardaya Warnika yang juga ikut dalam rombongan menganggap Rusia sangat ahli untuk urusan pengelolaan PLTN. Sejumlah PLTN di negara lain yang berdiri atas kerjasama Rosatom juga hingga saat ini masih terus mendapat pengawasan ketat.
"Jadi mereka ini monitoring terus teknologi yang juga dipakai di China, Turki hingga Bulgaria. Jika ada apa-apa, mereka bisa langsung memberi saran," kata Kardaya. (mok/hri)