Pesan Damai dari Santiago

Santiago - Destinasi tim Jazirah Islam kali ini adalah Chile. Negara paling makmur di Amerika Latin. Meski terletak di Amerika Selatan, namun atmosfer khas Spanyol terasa sangat kental di sini. Bukan hanya arsitektur kota-nya, tapi juga dari paras warga. Padahal suku asli terbesar yang pernah mendiami Chile adalah Indian Mapuche.

(Aditya Jakun/Trans7)

3 Abad berdiam di Chile, membuat Spanyol sangat mendarah daging. Baru sekitar satu abad silam nafas Islam mulai berhembus di negeri penyair ini. Kedatangan imigran Arab untuk berdagang, membawa serta agama rahmat bagi semesta alam ke Chile.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masih sangat kecil angka muslim di Chile, sekitar 0,02 persen di antara 17 juta jiwa atau sekitar 4.000 orang. Dengan hanya 10 persen atau 400 orang di antaranya adalah warga asli Chile. Dan sebagian besar muslim tinggal di ibukota Chile yaitu Santiago.

Tapi sedikit bukan berarti berpangku tangan. Muslim di sini terus bangkit dan mampu menciptakan komunitas yang solid. Seperti yang dilakukan oleh keluarga muslim asli Chile, Amina dan suaminya, Syekh Abdul Matin Vicente. Mereka membina komunitas muslim yang membuka pintu lebar-lebar bagi siapa saja yang ingin belajar tentang Islam. Dan 99% persen dari anggota komunitas ini adalah mualaf asli Chili.

(Aditya Jakun-Trans7)

Amina dan Syekh Abdul Matin sangat bersyukur dengan apa yang mereka miliki kini. Hidup sebagai muslim adalah pengalaman yang senantiasa mendatangkan harapan baru bagi mereka. Hal yang tidak pernah mereka bayangkan 16 tahun silam.

"Saya merasa Islam selalu berada dalam tempat yang tepat. Sebelum menjadi muslim, saya bukan orang yang taat beragama, saya lebih fokus dalam hal sains. Di Islam saya menemukan panduan hidup. Semua dalam Islam itu masuk akal," ujar Syekh Abdul Matin.

Sama seperti suaminya, Amina juga merasakan kekosongan dalam hatinya sebelum berkenalan dengan Islam. Hingga ketika ia bersekolah di Spanyol, ia bertemuu temannya yang baru pulang dari Makkah. Dari sanalah awal mula ketertarikannya pada Islam. Ia pun merasa hidupnya lengkap setelah memeluk Islam. Tapi sayangnya orang tuanya tidak merasakan hal yang sama.

"Saat itu benar-benar musibah. Saya bercerita pada orang tua saya. Mereka senang...namun hanya 2 jam. Setelah itu mereka ketakutan. Karena tidak ada seorangpun yang tahu apa Islam itu. Mereka mengira Islam adalah sebuah sekte," imbuhnya.

(Aditya Jakun/Trans7)

"Beberapa tahun kemudian, setelah kami memiliki anak, hidup tenang dan bahagia. Mereka akhirnya mengerti Islam membawa perubahan yang bagus bagi kami. Mereka kini menghormati pilihan kami," kisah Amina.

Saksikan cerita lengkap tentang muslim Santiago Chile dalam program "Jazirah Islam" pada Kamis 2 Juli 2015 pukul 05.15 WIB hanya di TRANS 7.

Halaman 2 dari 1

(nwk/nwk)

Ramadan 2015

Pesan Damai dari Santiago