Menelusuri Kota Praha saya merasakan bagai terhisap ke dalam mesin waktu ke masa lampau. Bangunan-bangunan tinggi menjulang bagaikan lukisan nyata sisa kejayaan masa lampau Republik Ceko. Sejarah Republik Ceko memang menarik untuk di bicarakan, tetapi kisah kehidupan para muslim Ceko menjadi tujuan saya bersama tim Jazirah Islam datang ke negara ini.
Nama muslim masih menjadi hal asing di negara ini. Faktanya, media Ceko lebih sering mencitrakan agama Islam sebagai sebuah agama dengan konotasi 'tidak ramah' terhadap agama lain. Tak heran fenomena "islamophobia" sedang marak di seluruh penjuru benua Eropa. Tentu saja hal ini berdampak pada kehidupan kaum muslim di penjuru dunia. Hal ini jugalah yang membuat Islam dan juga muslim menjadi minoritas yang nyata di Republik Ceko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan kedatangan saya membuahkan hasil, saya bertemu dengan sekelompok wanita muslimah yang sedang melakukan kegiatan menghafal surat dari Alquran. Anggota kelompok ini memang tidak banyak, namun sangat beragam. Di sini saya bertemu dengan 2 orang wanita dari Malaysia dan 3 orang wanita asli Ceko. Saat saya tiba, sang guru yang berasal dari Tunisia melafalkan potongan surat agar lebih mudah dihafal.
![]() |
Dan dari pengajian inilah saya berkenalan dengan Irena, seorang muslimah cantik dari Republik Ceko. Kala itu Irena memang menarik perhatian saya. Di tengah usahanya untuk mengikuti hafalan ayat demi ayat yang dilafalkan sang guru, Irena juga sibuk menenangkan sang buah hati, si mungil Alia. Dan dari sinilah kisah Irena sang muslimah Ceko terbuka untuk saya. Dari pertemuan yang singkat, Irena mengajak saya ke rumahnya untuk berbagi kisah bagaimana awal mula perkenalannya dengan agama Rahmatan lil Alamin dimulai.
![]() |
Irena, ibu dari 3 orang anak ini pertama kali mengenal Islam ketika usianya masih sangat muda. Saat itu hidup Irena terombang-ambing karena jauh dari kedua orangtuanya. Dan dari sinilah pada tahun 2005, Islam membawa cahaya ke hati wanita ini. Ia bertutur kepada saya bagaimana hatinya tergugah ketika ia membaca isi Alquran hadiah dari salah seorang temannya yang beragama Islam.
Detik itu Islam seakan mampu meredakan seluruh kegelisahan hati Irena sebagai seorang remaja wanita. Meski sebenarnya Irena selalu meyakini keberadaan Tuhan sebelum wanita ini memeluk Islam, sayangnya, tumbuh besar di keluarga atheis membuat Irena kerap menyangkal apa yang ia yakini. Dan ketika mengingat pengalaman ketika pertama kali Irena mengucapkan dua kalimat syahadat, wanita ini mulai berkaca-kaca.
![]() |
βSaat itu saya merasa tenang, sejuk serta penuh keyakinan. Dan saya yakin inilah jalan yang akan saya pilih," tutur dia.
Itu sebabnya ia tak pernah bisa melupakan saat-saat ia melafalkan syahadat untuk menjadi seorang muslim seutuhnya. Sebagai seorang mualaf, wanita ceko ini terus berusaha mempelajari apa yang menjadi hak dan kewajibannya di dalam hukum Islam, dan keputusannya mengenakan hijab adalah salah satu yang ia coba amalkan.
"Tak lama setelah saya mengucapkan syahadat saya sadar bahwa saya harus menutupi aurat sebagai seorang wanita muslimah. Dan ini semua benar-benar berbeda dengan apa yang saya lakukan sebelum masuk Islam. Gaya hidup saya liar seperti remaja Ceko kebanyakan, saya tak pernah mempertimbangkan apa yang saya lakukan," kenangnya.
Hidup Irena memang jauh berbeda setelah ia masuk islam dan mengenakan hijab, segalanya menjadi jauh lebih tenang dan teratur. Kini Irena telah memiliki kebahagiaan menjadi seorang ibu untuk 3 orang putri cantik. Yasmin si sulung, Sara yang begitu aktif, dan Alia, bayi mungil yang baru berusia 8 bulan.
![]() |
Sayang kebahagiaan Irena yang sempurna sedang diuji oleh Allah, ia harus menghadapi hidup sebagai seorang ibu sekaligus ayah. Saat ini ia telah berpisah dengan sang suami belahan jiwanya yang berkewarganegaraan Arab Saudi. Memutuskan berpisah dengan sang suami membuat muslimah tangguh ini tak memiliki tempat tinggal.
Hingga saat ini tidak ada satu orang dari keluarga Irena yang mau menampung ia dan ketiga buah hatinya. Namun Allah tidak pernah memberikan ujian di luar kemampuan seseorang. Khadijah Lenka-lah yang paling pertama mengulurkan tangannya untuk membantu Irena. Rupanya rumah yang saya datangi bukan milik Irena tetapi milik Lenka. Hampir 5 bulan Irena telah tinggal di rumah Lenka bersama anak-anaknya.
Dan ketika saya tanya apa yang menyebabkan Lenka mau membantu sahabatnya ia menjawab, βSaya hanya mencoba mengamalkan apa yang diriwayatkan dalam sebuah surat bahawa seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnyaβ.
Sungguh luar biasa, tanpa memiliki ikatan apapun Lenka dan sang suami bersedia berbagi apartemen mungil miliknya dengan teman muslimnya hanya karena sebait kalimat dalam sebuah surat. Nyatanya Lenka adalah juga seorang mualaf, sama seperti Irena ia tak hanya ingin mempelajari Islam bagi dirinya sendiri, tetapi secara perlahan ia ingin berbagi dengan sesama saudara muslimnya.
Dan ini semua sudah terbukti di hadapan saya, Subhanallah.
Saksikan kisah selengkapnya kehidupan muslim di negara Ceko dalam program "Jazirah Islam" pada Selasa 30 Juni 2015, pukul 05.15 WIB hanya di Trans7.
Halaman 2 dari 1