Ratusan penyandang disabilitas mengisi bulan ramadan dengan berbagai kegiatan keagamaan dengan khusyuk. Mereka selama ini menjalani pembinaan di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD) Pundong, Bantul, DIY.
Selama bulan ramadan, para penyandang disabilitas ini mengikuti kegiatan seperti salat tarawih, tadarus Al Quran, lomba keagaman, berbuka puasa bersama dan sahur bersama. Mereka mengaku benar-benar menjadi satu keluarga sebagai sesama penyandang disabilitas. Saat salat tarawih berjamaah, ada yang menggunakan kursi roda, kaca mata hitam (penyandang tuna netra). Namun hal itu tidak mengurangi kekhusyukannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena di dunia sudah begini, nanti di akherat jangan kayak gini lagi. Harus tetap semangat dan beribadah apapun keadaanya," kata Devananda di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD) Pundong, Bantul, DIY, Minggu (28/6/2015).
Penyandang disabilitas lainya, Roby Solahudin (27) mengatakan menjalani puasa bersama sesama difabel menjadi yang spesial karena ini pertama kali baginya. Di tempat tersebut ia mengaku dalam keluarga besar sebagai sesama difabel. Ia berpesan bagi difabel lain agar tidak patah semangat menatap masa depan.
"Dunia ini luas bukan hanya di sini saja, banyak yang merasakan sebagai difabel, jangan menyerah intinya," kata Roby.
Pendamping BRTPD Pundong, Bantul, Fandi Fahrudin mengatakan setiap hari yang mengikuti salat tarawih mencapai 100an orang penyandang disabilitas. Mereka terdiri dari penyandang disabilitas tuna rungu, tuna daksa, tuna netra, dan tuna grahita putri. Salat tarawih digelar di aula karena mushola yang ada tidak muat untuk menampung jamaah. Untuk siang harinya, para penyandang disabilitas tetap menjalankan aktivitas untuk belajar berbagai keterampilan seperti komputer, menjahit, elektronika, pijat, dan lain-lain.
(Hbb/Hbb)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini