Hampir saban bulan Ramadan, masjid Al-Furqan Beurawe, Banda Aceh mempunyai tradisi memasak kanji rumbi. Bubur khas Aceh dengan campuran rempah-rempah yang sudah digiling dan ditambah sayuran ini memiliki rasa yang enak dan kaya khasiat. Tiap hari, panitia masjid menyediakan 80 porsi kanji untuk disantap bersama kala waktu berbuka tiba.
Kali ini, giliran Budi Dharma (42) yang memasak kanji. Ia sudah dua tahun memasak sajian berbuka warisan sultan tersebut bersama seorang temannya. Untuk memasak kanji, butuh waktu selama sekitar tiga jam. Setelah beras dengan mutu terbaik dimasak menjadi bubur, baru kemudian dimasukkan beragam sayuran secara bersamaan dengan rempah-rempah yang sudah digiling sebagai bumbu utama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahan yang digunakan untuk memasak kanji rumbi di antaranya yaitu beras, udang, wortel, jahe, daun sop, dan sejumlah bahan lainnya. Sebagain bahannya dipotong kecil-kecil. Saat memasak, Bang Agam terus mengaduk-aduk agar bahannya tidak ada yang tidak masak.
Agar rasanya lebih nikmat, Bang Agam kadang juga menambahkan daging saat memasak. Daging tersebut dipotong kecil-kecil dan dimasukkan setelah beras menjadi bubur. Meskipun demikian, kanji di Masjid Beurawe ini lebih sering menggunakan udang.
“Kalau pakai daging rasanya lebih enak dan nikmat dibandingkan udang,” jelasnya.
Kanji rumbi jarang dijumpai di luar bulan Ramadan. Bahkan di Banda Aceh hanya ada satu dua masjid yang masih memasak kanji rumbi. Saat ini, memasak kanji sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi warga Beurawe sejak zaman dahulu.
Menurut Budi, kanji rumbi ini sudah dikenal masyarakat Aceh sejak ratusan tahun lalu. Bahkan, ada yang menyebutkan kanji tersebut merupakan warisan sultan yang kini mulai susah ditemui di luar bulan Ramadan.
“Di masjid ini sudah lama ada kanji. Koki yang paling lama membuat kanji ini adalah Teungku Hasan. Setelah beliau berhalangan sejak dua tahun lalu baru saya gantinya,” ungkap Budi.
Kanji rumbi yang sudah dimasak kemudian dituang ke dalam mangkuk-mangkuk kecil. Menurut Bang Agam, kanji ini sebenarnya dikhususkan untuk warga yang berbuka puasa di masjid. Tapi tak sedikit pula warga sekitar yang datang sebelum kanji masak. Mereka membawa wadah masing-masing dari rumah sebagai tempat untuk menaruh kanji.
“Sebenarnya ini untuk orang berbuka puasa di masjid, tapi kalau ada warga yang datang membawa wadah kita beri juga,” jelasnya.
Kanji rumbi diyakini mengandung banyak khasiat yang dinilai ampuh sebagai obat masuk angin dan maag. Hal tersebut karena bahan yang digunakan dikenal mujarab untuk menyehatkan tubuh seperti jahe. Jika ingin menyantap kanji rumbi saat buka puasa, datang saja ke masjid Beurawe setiap harinya.
“Setiap hari banyak warga yang memilih buka puasa di masjid,” ujarnya. (try/try)