Islam di Titik Nol Ekuador (2)

Ramadan 2015

Islam di Titik Nol Ekuador (2)

Kiki Larasati - Trans7 - detikNews
Minggu, 28 Jun 2015 14:35 WIB
Islam di Titik Nol Ekuador (2)
(Aditya Jakun/Trans7)
Quito - Berkembangnya Islam di Quito, Ekuador, tidak bisa dilepaskan dari peran seorang Juan Suquillo, yang kini lebih dikenal dengan nama Imam Yahya.

Bermula dari titik nol, ketika belum ada denyut kehidupan Islam di sini, ia telah aktif melakukan syiar islam. Pria 55 tahun ini adalah generasi muslim pertama asli Ekuador. Ia pula yang ada di belakang berdirinya Masjid As-salam, satu dari dua masjid yang ada di Quito.

Kiprah pria asli Ekuador ini memang patut diacungi jempol. Beliau tidak terlahir muslim, dan baru menemukan Islam ketika muda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Aditya Jakun/Trans7)


30 tahun silam, Juan Suquillo ikut wajib militer dan berperang di perbatasan Ekuador-Peru. Ia terluka parah, koma dan kehilangan tangan kirinya. Berada di ambang kematian, membuat Juan Suquillo mempertanyakan banyak hal tentang kehidupan. Termasuk kehidupan setelah kematian menjemputnya.

Alhamdulillah, Allah masih memberinya kesempatan hidup kedua. Setelah itu, keajaiban dari Allah terus menghampirinya. Ia melanjutkan studi di Michigan AS. Di sana ia bertemu banyak teman muslim dari berbagai negara. Ia terkesan dengan tingkah laku dan komitmen mereka akan Islam.

Juan Suquillo kemudian memantapkan hatinya untuk mengucapkan syahadat di AS. Hal inilah yang kemudian mengisi relung hatinya. Ia lebih memahami kehidupan dan relasi dengan Sang Pencipta.

Lulus kuliah, Imam Yahya kembali ke Ekuador menyandang hidup baru sebagai muslim. Ia kemudian menikah dengan muslimah dari Lebanon, Layla Dassum dan bersama-sama berdakwah dan membentuk komunitas muslim di Ekuador.

Iman Yahya telah banyak memberi kontribusi bagi perkembangan Islam di Quito. Termasuk menterjemahkan buku Islam dari bahasa Arab ke bahasa Spanyol. Bahasa sehari-hari warga Ekuador.

Satu hal yang paling membahagiakan Imam Yahya, lima tahun lalu orangtuanya telah mengucap syahadat, dan ayahnya meninggal sebagai muslim tiga tahun silam. Rosa, sang ibu, tersentuh Islam ketika berada di Kairo Mesir dan melihat antrean muslim yang hendak salat. Di sana, Rosa juga melihat nama anaknya tertera di buku Islam sebagai penerjemah bahasa Spanyol.

(Aditya Jakun/Trans7)


Jalan Allah memang luar biasa.Β  Kita tidak pernah tahu apa yang Allah rencanakan, namun Allah selalu tahu yang terbaik bagi hambaNya

Saksikan kisah lengkap potret kehidupan muslim di Ekuador dalam program "Jazirah Islam" pada Senin 29 Juni 2015 pukul 05.15 WIB hanya di TRANS7.

Halaman 2 dari 1
(nwk/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads