Islam di Titik Nol Ekuador (1)

Ramadan 2015

Islam di Titik Nol Ekuador (1)

Kiki Larasati - detikNews
Minggu, 28 Jun 2015 10:28 WIB
(Foto: Aditya Jakun)
Quito - Kali ini destinasi Jazirah Islam adalah negara di pantai barat Amerika Selatan, Ekuador. Sama halnya dengan Indonesia, Ekuador juga dilalui garis ekuator atau khatulistiwa. Dari sinilah nama Ekuador berasal.

(Aditya Jakun/Trans7)


94 Persen penduduk Ekuador adalah penganut Katolik. Agama yang dibawa Spanyol ketika menjajah negara ini selama 300 tahun. Namun di antara 14 juta warganya, ternyata ada segelintir muslim yang memberi warna di Ekuador. Hanya ada 0,13% muslim di sini, atau sekitar 19 ribu orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Ekuador baru mengenal Islam lebih dekat pada era 80-an, ketika banyak kaum intelektual yang menimba ilmu di Eropa dan Amerika Serikat. Dan seiring waktu makin banyak generasi baru yang merantau ke berbagai penjuru dunia, dan bersentuhan dengan Islam. Salah satunya adalah Stefania Escobar, yang baru dua bulan silam mengucapkan dua kalimat syahadat.

(Aditya Jakun/Trans7)


Stefania mengenal Islam ketika bekerja di Australia. Di sana Ia bertemu muslimah dari Pakistan. Bahagia, murah hati, dan memiliki tujuan hidup yang pasti, adalah hal yang ia lihat dari teman muslimnya tersebut.

Dua tahun Stefania tinggal di Australia. Selama itu pula ia terus belajar dan bahkan mulai menerapkan ajaran Islam seperti puasa. Setelah kembali ke Ekuador dan menjalaniΒ  kehidupan lamanya, Stefania merasakan ada yang hilang dalam hidupnya. Saat itulah ia mulai datang ke masjidΒ  dan akhirnya memantapkan hatinya untuk mengucap syahadat.

Namun tidak mudah bagi Stefania untuk berbagi cerita membahagiakan ini bersama keluarganya yang non-muslim. Ia mulai memberikan buku dan video tentang Islam sebelum membuka diri pada keluarganya. Alhamdulilah ibunya menghormati keputusannya.

(Aditya Jakun/Trans7)


Shiomara, ibu Stefania sudah ikhlas menerima keputusan Stefania kini meski berat di awalnya. Ia bahagia selama anaknya bahagia. Hanya satu hal yang masih menjadi ganjalan bagi Shiomara, hijab yang dikenakan Stefania karena budaya di Ekuador yang tidak terbiasa mengenakan pakaian yang rapat.

(Aditya Jakun/Trans7)


Desember 2014 lalu adalah Natal pertama yang dilalui Stefania sebagai muslim. Jika biasanya ia menjadi bagian dari perayaan ini, sekarang semua berbeda. Alhamdulillah, hubungan Stefania dan ibunya senantiasa harmonis. Tidak ada yang berubah di antara mereka. Perbedaan agama tidak membuat jurang pemisah, justru semakin menegaskan kasih ibu dan anak tidak akan bisa dipisahkan oleh apapun.

Saksikan kisah lengkap potret kehidupan muslim di Ekuador dalam program "Jazirah Islam" pada Senin 29 Juni 2015 pukul 05.15 WIB hanya di Trans7.

Halaman 2 dari 1
(nwk/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads