"Kami ada berbagai kegiatan untuk melakukan pencegahan kebakaran," kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian PMK Kota Surabaya Sukarno saat ditemui detikcom di kantornya, Jalan Pasar Turi, akhir pekan lalu.
Sukarno mengatakan, pihaknya secara rutin selalu pergi ke kecamatan dan kelurahan. Di sana, anggota PMK melakukan sosialisasi tentang pencegahan kebakaran. Selain itu, dilakukan juga rekrutmen relawan PMK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ada suatu kebakaran, kata Sukarno, maka satlakar itulah yang pertama kali menghubungi petugas PMK. Satlakar juga mengkoordinir warga untuk sebisa mungkin melakukan pemadaman awal.
Kegiatan lain adalah sosialisasi dan pengecekan alat pemadam di kantor atau instansi baik pemerintah dan swasta. Api tak pandang bulu, karena itu lebih baik melengkapi diri dengan alat pemadam ringan (apar) atau sprinkle yang ditaruh di langit-langit ruangan. Juga ada kegiatan pengenalan sejak dini tentang pencegahan kebakaran ke siswa sekolah.
"Kami kadang diundang atau sekolah yang datang ke sini. Mereka antusias dengan profesi kami. Yang penting adalah kami mengenalkan kepada mereka tentang kebakaran dan bagaimana mencegahnya," jelas Sukarno.
Satu kegiatan yang tidak berhubungan dengan pencegahan kebakaran adalah membantu pihak lain dalam melakukan penanganan bencana. Apapun bencana itu.
"Banjir, gunung meletus, dan bencana lain. Saat ada orang tenggelam di Sungai Jagir kemarin, kami juga ikut membantu. Kalau ada kucing di atas pohon dan pemiliknya tak bisa mengambil, kami juga bisa dipanggil," tandas Sukarno.
Pemadam Kebakaran Kota Surabaya memiliki 705 personel. Sebanyak 40 % diantaranya adalah PNS, sisanya adalah tenaga kontrak. Untuk saat ini, dengan jumlah personel sebanyak itu, kondisinya mendekati ideal.
"Saat ini setiap grup ada lima personel. Seharusnya ada tambahan satu personel lagi yakni sopir cadangan untuk mengantisipasi sopir utama yang berhalangan," ujar Sukarno.
Untuk sarana, PMK Surabaya mempunyai 46 unit mobil. Jumlah itu terdiri dari 25 unit mobil pemadam, tujuh unit mobil tangki, tujuh unit mobil pompa, dua unit mobil rescue, dan lima unit mobil tangga. Mobil tangga tertinggi dan terbaru adalah skylift yang tangganya mencapai tinggi 55 meter.
"Sebenarnya ada dua mobil lagi. Tapi mobil itu sudah tua dan rusak. Salah satunya sekarang menjadi koleksi museum Surabaya," lanjut Sukarno.
Pria berkumis itu menerangkan, jumlah sarana mobil juga sudah ideal. Namun faktor yang membuat kualitas ideal itu tak sempurna adalah usia mobil. Banyak mobil yang sudah berusia di atas tujuh tahun. Padahal usia peremajaan mobil haruslah terjaga.
(iwd/try)











































