Islam di Tanah Borneo

Ramadan 2015

Islam di Tanah Borneo

Dini Fitria - Trans7 - detikNews
Jumat, 26 Jun 2015 14:48 WIB
Islam di Tanah Borneo
(Foto: Trans7)
Jakarta - Carlos Raul Scautti, nama itulah yang melekat sejak 28 tahun yang lalu pada diri pemuda warga negara Argentina ini. Perantauannya ke Indonesia berawal dari kegilaan dan kecintaan terhadap sepakbola.

Sejak tahun 2008, ia hijrah dari negeri tango ke Indonesia, untuk memperkuat Liga Profesional Indonesia. Tuntutan pekerjaan jugalah yang Akhirnya Mengenalkan Dan Mengantarkannya Menuju Jalan Tuhan. Jalan yang telah membuat Carlos Scautti mendapatkan identitasnya sebagi muslim dan menambahkan nama Muhammad di depan nama aslinya.

Kepercayaan baru ini sudah sejak lama ia pelajari. Menurutnya, butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa memantapkan hati menjadi muslim. Hingga akhirnya ia yakin dan memilih agama Islam sebagai pedoman hidup. Dua kalimat syahadat yang ia ucapkan sekitar 1,5 tahun lalu telah menginspirasinya untuk lebih mempelajari dan memperdalam agama Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Travelling ke seluruh pelosok Nusantara, menyatu dengan alam membuatnya merasa amat dekat dengan Sang Pencipta. Hobi travelling telah memberinya banyak kisah dan hikmah. Baginya sebuah perjalanan adalah cara mencari makna hidup di tempat yang tak biasa. Mengenal Islam bukan dalam selimut metropolitan tetapi di belantara Indonesia. Jauh dari gemerlap Ibukota. Kesenangan Carlos bertualang sama halnya dengan kecintaannya terhadap sepakbola. Sama-sama gila.

Kalimantan merupakan pulau pertama yang disinggahinya. Ada magnet tersendiri yang membuatnya memilih pulau ini. Kutai Barat adalah awal petualangannya. Tepatnya di sebuah pesantren bernama As-Salam. Pesantren Pimpinan Kiai Haji Arief Heri Setyawan ini berada di Kecamatan Barongtongkok, Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.

Di tempat inilah Carlos menimba ilmu agama dan berbaur dengan ratusan santri. Banyak hal yang ia pelajari. Sebagai mualaf, membaca huruf Arab dan melafalkannya bagai menulis di atas air. Belajar membaca rangkaian huruf demi huruf hijaiyah, menjadi sebuah tantangan besar yang harus ia taklukkan.

Dari beberapa santrilah Carlos mengenal Alquran. Di balik kesulitan yang ia rasakan, ada satu tekad yang tertanam kuat di hati. Ia berharap suau hari nanti dapat menyerukan kalam Illahi dengan fasih dan lancar. Sama dengan falsafah hidup yang ia genggam erat, "Amo El Futbol, Amo Indonesia, Y Amo El Ser Musulman".

Petualangan Carlos di Tanah Borneo tidak hanya berhenti di pesantren saja. Ia juga menelusuri perkampungan Dayak dan bertemu dengan masyarakat minoritas muslim yang baru saja memeluk Islam. Dan di Pulau Derawanlah ia melabuhkan diri untuk sejenak menikmati keindahan ciptaan Tuhan yang terekam dari cantiknya biota bawah laut.

Bahkan ia juga sangat tergila-gila dengan danau air tawar Kakaban yang rupanya begitu sempurna. Bagaimakanah kelanjutan dari petualangan Muhammad Carlos Scautti?

Saksikan kisahnya dalam program "Hijrah" pada Sabtu, 27 Juni 2015 pukul 05.15 WIB hanya di Trans7
Halaman 2 dari 1
(nwk/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads