Pantau Stasiun Kroya, Gubernur Ganjar Cerita Pengalaman Buruk Naik KA

Pantau Stasiun Kroya, Gubernur Ganjar Cerita Pengalaman Buruk Naik KA

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Kamis, 25 Jun 2015 17:49 WIB
(Foto: Angling Adhitya P/detikcom)
Cilacap - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meninjau kesiapan stasiun Kroya, Purwokerto, Kabupaten Banyumas untuk menyambut arus mudik. Dalam pantauannya itu Ganjar sempat membeberkan pengalaman buruknya saat naik kereta api.

Di depan Vice PresidentΒ  PT KAI Daop V Purwokerto, Safrudiansyah, GanjarΒ  mengataka dulu ketika kereta api masih bisa menampung orang dengan berjejal bahkan berdiri selama perjalanan, ia kehilangan dua laptop dan dua sepatu.

"Jaman saya masih ngadeg-ngadeg (berdiri), laptop dua kali hilang, tidak diganti, sepatu dua kali, ya saya ikhlaskan," kata Ganjar di stasiun Kroya, Kamis (25/6/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun kini menurut Ganjar hal itu sudah tidak mungkin terjadi karena PT KAI sudah berbenah. Mulai dari pelayanan pembelian tiket dan fasilitas kereta api sudah berubah drastis.

"Tapi hari ini seperti itu sudah tidak ada, kereta sudah ada AC-nya semua," ujarnya.

Ganjar juga sempat memastikan sendiri kenyamanan kereta api saat ini dengan bertanya kepada salah satu penumpang, Wati (35). Tidak jauh dengan Ganjar, Wati juga kini merasa nyaman naik kereta api karena pengemis tak bisa masuk lagi.

"Sekarang nyaman, bisa tenang, bisa sendiri, dulu ada pengemis yang pakai luka palsu masuk terus minta-minta. Itu beberapa tahun lalu," ujar penumpang yang hendak menuju Jakarta itu.

Sebelum menyudahi pantauan di stasiun, Ganjar meminta pemda, kepolisian, dan TNI di Purwokerto membantu pengamanan mudik karena stasiun Kroya menjadi titik henti KA yang mengangkut motor pemudik.

"Ya minta dibantu ketertiban saat (motor) keluar stasiun," pungkas Ganjar.

Selain itu Ganjar juga mengapresiasi sikap PT KAI Daop V yang segera menurunkan petugas untuk pengamanan karena akhir-akhir ini banyak terjadi pelemparan kereta yang dilakukan anak-anak dan dugaan sabotase dengan meletakkan batu di rel.

"Saya senang persiapan tadi untuk menghindari dalam tanda kutip sabotase, rel diganjel, pelemparan. Titik yang sering dilempari, pak Lurah tolong diajak ngobrol atau buat lomba lempar lembing, jadi mengajari anak-anak, kita belum tahu motif mereka," terangnya. (alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads