Kisah Batu Hitam dan Lumpur di Masjid Berumur 400 Tahun di Purworejo

Ramadan 2015

Kisah Batu Hitam dan Lumpur di Masjid Berumur 400 Tahun di Purworejo

Bagus Kurniawan - detikNews
Kamis, 25 Jun 2015 16:27 WIB
Purworejo - Masjid Tiban Jenar Kidul merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Masjid yang bangunan aslinya dulu dibangun dengan perekat lumpur ini, sudah berumur lebih dari 400 tahun.

Warga yang bermukim di sekitar masjid, di Dusun Kauman, RT 02/RW 02 Desa Jenar Kidul, Kecamatan Purwodadi, mempercayai masjid yang masih asli bangunan utamanya itu merupakan peninggalan salah satu penyebar Islam di Jawa zaman Walisongo, Sunan Kalijaga atau zaman kerajaan Demak. Saat membangun masjid itu, Sunan Kalijaga menyamar dengan nama Syech Udan Baring.

"Bangunan yang masih asli adalah bagunan depan yang terbuat dari kayu, baik empat tiang saka guru dan penyangga lainnya. Bangunan lainnya hanya tambahan atau baru," kata penjaga Masjid Tiban, Sutarno, kepada wartawan, Kamis (25/6/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain bangunan utama tempat salat bagi kaum Muslim kata dia yang masih tampak merupakan bangunan asli adalah pintu masuk gapura terbuat dari batu bata. Dulu gapura dari batu-bata itu bukan direkatkan dengan semen, namun dengan lumpur.

Menurut dia, empat buah saka guru yang terbuat dari tatal kayu jati diikat menggunakan lempengan besi. Saka guru dengan diameter 50 cm tinggi sekitar 7 meter beserta kayu-kayu penyangga lainnya, bentuknya mirip dengan Masjid Demak.

"Bentuk aslinya seperti rumah dengan atap tinggi atau menyerupai tajuk," katanya.

Karena usia yang tua itu kata dia, masjid ini banyak didatangi umat Islam dari luar Kecamatan Purwodadi. Pada bulan puasa ini, masyarakat dari luar desa datang pada malam Lailatul Qadar atau malam 21 ke atas. Setiap hari sehabis salat fardu, warga sekitar baik tua dan muda, banyak yang mengaji Alquran.

Selain bangunannya, yang menarik dari masjid ini, warga mempercayai sebuah batu andesit hitam yang ada di sisi selatan masjid dipercaya sebagai salah satu bagian batu Hajar Aswad yang ada di dinding Kakbah, di Masjidil Haram, Mekah.

Menurut dia berdasarkan cerita masyarakat sekitar, batu tersebut adalah batu Nabi Ibrahim AS yang dilemparkan ke seluruh penjuru dunia. Salah satunya jatuh di tempat ini dan kemudian didirikan masjid.

Di bawah batu hitam tersebut terdapat sebuah tulisan Arab. Namun saat ini sudah tidak kelihatan karena sedikit tertutup tanah dan diberi pagar tembok dari semen.

"Dulu warga banyak yang mengeramatkan sehingga setiap ada hajatan baik pernikahan, sunatan selalu ada yang menaruh bunga setaman di tempat itu. Sekarang sudah jarang," katanya. (bgs/rul)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads