Kegiatan membaca Alquran itu diselenggarakan Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Sumut. Pesertanya cukup banyak, mencapai puluhan orang. Mereka memakai Alquran yang menggunakan huruf braille.
"Ini juga kita fokus kan pengajian. Kita menyimak dan membenarkan segala kekurangan dan melatih baca Alquran para peserta," kata Kepala Biro Kerohanian Islam Pertuni Sumut, Khairil Anwar (61) kepada wartawan usai mengajar, Kamis (25/6/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam proses bimbingan dalam Tadarus, kata Khairil, ada tiga orang guru. Dalam seharinya, pihaknya menetapkan satu hari satu juz, namun untuk secara ramai-ramai dilakukan setiap Kamis pukul 10.00 hingga 12.00 WIB.
"Para peserta ada yang baru mengenal huruf dan ada juga yang sudah tingkat mahir," kata Khairil.
Dijelaskan Khairil, bagi yang pertama kali memegang huruf braille ini sangat sulit. Maka dari itu butuh kejelian dalam membacanya.
"Kalau mau mahir perlu tangan untuk dilatih, maka itu, akan terbiasa sehingga bisa untuk membacanya. Terdapat banyak titik kecil, dan bacanya itu dari kiri ke kanan," tutup Khairil. (rul/try)











































