Lambai, yang kadang juga disebut warga sambal puasa, paling banyak dijual selama bulan puasa. Rasanya gurih dan unik. Meskipun demikian, kini sudah tidak banyak yang bisa membuat makanan yang menjadi menu wajib berbuka ini.
Ramuan utama untuk membuat lambai selain 44 macam jenis daun adalah daun pegagan. Untuk membuatnya, ke 44 jenis dedaunan itu diiris kecil-kecil dan dicampur dengan kelapa parut. Agar makanan ini memiliki rasa yang gurih dan baunya harum, biasanya dicampur dengan batang serai, daun jeruk purut, bawang merah sesuai selera, serta cabai merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi masyarakat Aceh lambai dipercayai memiliki banyak khasiat, terutama dapat menyembuhkan masuk angin dan memiliki nutrisi yang berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi dan daya ingat. Selain itu, sebagian masyarakat juga meyakini lambai juga dapat berbicara dan bersaksi pada hari akhirat.
Lambai susah ditemukan di luar bulan puasa. Sementara saat Ramadan hampir semua wilayah di Aceh menjual lalapan tersebut meski penjualnya tidak terlalu banyak. Untuk harganya terbilang murah yaitu Rp 5 ribu per bungkus.
Seorang penjual lambai di Pasar Aceh, Banda Aceh, Julina mengatakan, bahan baku pembuatan lambai kini mulai susah didapat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Ia hanya mencampuri beberapa daun saja untuk membuat lalapan khas masyarakat Tanah Rencong tersebut.
"Kalau untuk upacara ada kita biasanya digunakan 44 macam daun, tapi kalau untuk jual hari-hari biasa tidak sampai karena susah mendapat daun yang digunakan membuat lambai," kata Julina saat ditemui Kamis (25/6/2015). (rul/try)