Pendiri rumah singgah Sanggar Kolintang Bapontar, Beiby Sumanti, tak ingin agar ajaran budi pekerti hanya muluk dibicarakan sampai tingkat seminar-seminar belaka.
"Saya nggak mau hanya ngomong di seminar, tapi saya harus kasih contoh," kata Beiby kepada detikcom, Jumat (19/6/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya kita kerjasama dengan mahasiswa ITB dan Atma Jaya. Biar mereka melihat orang berpendidikan tinggi itu tutur katanya sopan," harapnya.
Namun demikian, pengajaran secar lisan haruslah selalu dilakukan agar para anak asuh selalu terjaga sikapnya. Dan inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi Beiby.
"Kadang-kadang lidah saya harus capek. Saat diajari, yang satu main ke mana dan yang satu lari ke mana. Namun harus selalu saya lakukan karena memang orang tua mereka sendiri saja mereka tak mau dengar, apalagi saya. Maka maklum," tuturnya.
Beiby telah mendedikasikan hidupnya dalam kerja sosial sejak 1984. Pada 1994, dia memutuskan hanya berkonsentrasi untuk melayani anak-anak jalanan dan orang-orang dengan latar belakang sosial yang buruk, tanpa pekerjaan lain di luar itu.
Dibantu suaminya yang bekerja sebagai karyawan swasta, dia mendanai sendiri aktivitasnya itu. Ada pula sumber donatur yang ikut membantu.
(dnu/bag)