Bias Islam di Utara Yunani

Ramadan 2015

Bias Islam di Utara Yunani

Hanidah Zaki - Trans7 - detikNews
Rabu, 24 Jun 2015 16:45 WIB
Bias Islam di Utara Yunani
(Foto: Eko Hamdjah/Trans7)
Komotini - "Seorang muslim adalah saudara sesama muslim," demikian kata hadis Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Kalimat ini benar-benar melekat erat dan terasa nyata ketika saya melanjutkan perjalanan di Kota Komotini sebagai pusat komunitas muslim Yunani.

Hal itu terbukti, hari ini saya melanjutkan perjalanan bersama tim Jazirah Islam menyusuri pedesaan di Komotini. Di tengah jalan saya bertemu dengan serombongan wanita seusia ibu saya. Berdasarkan rasa penasaran saya menghentikan kendaraan yang saya tumpangi hanya untuk sekedar turun dan menyapa mereka.

(Foto: Eko Hamdjah/Trans7)


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Assalamualaikum …." itulah kata pertama yang saya ucapkan sebagai seorang muslim.

Rombongan wanita ini membalas salam, namun kemudian mereka bertanya kepada saya dengan bahasa Turki yang kebetulan tidak saya mengerti. Dengan bahasa Yunani yang saya ketahui sedikit saya berusaha menjawab mereka. Β 

Komunitas muslim di Komotini memang lebih banyak berbicara bahasa Turki dengan sesama muslim dan berbicara bahasa Yunani dengan non muslim yang mereka temui. Hal ini adalah salah satu warisan yang tersisa dari pendudukan kekaisaran Ottoman di Yunani sekitar abad ke-10 silam.Β  Selain itu, letak Komotini yang tidak jauh dari perbatasan negara Yunani dengan Turki juga turut memperkuat kebiasaan ini.

Meski percakapan saya terbatas dengan para wanita yang saya temui, namun merasakan aura sebagai sesama muslim, saya begitu nyaman dengan sikap ramah mereka. Di sisi lain mayoritas penduduk Komotini adalah petani tembakau, mereka telah mewarisi usaha ini selama ratusan tahun sejak orang tua mereka. Kondisi geografis wilayah Komotini yang masuk ke dalam kawasan Pegunungan Rhodopi membuat lahan mereka begitu subur untuk bercocok tanam tembakau.

Sayangnya hanya mengandalkan tembakau membuat gerak ekonomi di pedesaan sekitar Komotini begitu lambat. Dalam rentang waktu satu tahun, para petani tembakau ini hanya dapat menjual tembakaunya satu atau dua kali. Namun keluarga muslim Huseyin Alycarpus yang saya temui begitu tabah meski kehidupan mereka sebagai petani tembakau begitu sederhana.

Bagi mereka harta melimpah bukan segalanya, menjalani hidup duniawi sekuat usaha kemudian beribadah kepada yang Allah adalah lebih utama bagi mereka. Maka tak heran ketika saya dan tim Jazirah Islam mengunjungi mereka untuk melihat langsung proses pengeringan tembakau, mereka tak sungkan untuk mengajak saya melaksanakan salat Asar berjamaah di sela-sela waktu kerja mereka.

(Foto: Eko Hamdjah/Trans7)


Sesungguhnya Allah memang tak pernah menukar rezeki seseorang. Dengan usaha dan selalu memohon kepada-NYA insyaallah seseorang akan mendapatkan ketentraman dunia dan akhirat.

Saksikan kisah muslim di Komotini, Yunani hanya di "Jazirah Islam" pada Kamis, 25 Juni 2015 pukul 05.15 WIB di TRANS7. "Jazirah Islam" tayang di Trans7 setiap Senin-Jumat selama bulan Ramadan pukul 05.15 WIB.
Halaman 2 dari 1
(nwk/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads