Pada Kamis, 21 Mei 2015 lalu, detikcom berkesempatan mengunjungi tempat tersimpannya Mushaf Alquran tertua itu di kawasan Hast-Imam, Tashkent, Uzbekistan, satu kompleks dengan makam ilmuwan Islam abad 10, Kaffel Sashi. Di kompleks ini pula pusat aktivitas Mufti Uzbekistan atau pimpinan keagamaan tertinggi negara dilakukan.
Mushaf Alquran yang disusun oleh Ustman disimpan dalam sebuah lemari kaca yang menempel ke dinding. Mursyid, sang pemandu yang menemani detikcom mengatakan, Khalifah Utsman bin Affan menyusun Mushaf tersebut pada tahun 651 masehi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
βIni (mushaf) adalah satu dari enam eksemplar yang dikeluarkan Utsman yang masih utuh berbentuk buku,β kata Mursyid.
Mushaf yang tersimpan di Tashkent terdiri dari 338 lembar dan merupakan sepertiga dari isi Alquran seluruhnya.
Bagaimana meyakinkan bahwa mushaf itu adalah karya Khalifah Utsman bin Affan?
Menurut Mursyid bukti itu ada pada bekas ceceran darah sang Khalifah di beberapa lembar Mushaf.
βJadi percikan darahnya masih ada di situ. Seperti kita ketahui Khalifah Utsman meninggal setelah ditusuk oleh pembunuhnya ketika tengah membaca surat Al Baqarah,β jelas Mursyid.
Untuk menguatkan bukti tersebut juga pernah dilakukan tes DNA (deoxyribonucleic acid ) atas bekas darah tersebut.Β βHasilnya itu adalah tetesan darah manusia abad ketujuh,β kata Mursyid.
Badan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB atau UNESCO (United Nation Education Scientific and Cultural Organization) juga sudah mengakui bahwa mushaf tersebut adalah peninggalan bersejarah umat Islam. Β
Sayang mushaf asli karya Khalifah Utsman bin Affan tersebut tak boleh difoto. Β
(erd/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini