"Iya memang mereka Kader PAN. Mereka ada di lingkaran saya," ujar Lucky Hakim kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Lucky mengakui keduanya merupakan teman lamanya yang sering membantunya saat mencalokan diri sebagai Wakil Walikota Bekasi pada tahun 2012 silam. Selama itu, menurut Lucky, keduanya sering meminta uang terhadapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena sering meminta uang, Lucky pun akhirnya gerah. Terlebih, uang yang diminta keduanya tidak lagi dalam jumlah yang sedikit.
"Lama-lama mintanya semakin banyak, sampai ancam-ancam saya 'saya bongkar ke media kalau tidak kasih uang'. Bicara saya penggelapan pajak apalah dan minta duit lebih konkrit," bebernya.
Tidak hanya itu, kata dia, semenjak dirinya terpilih sebagai anggota DPR, keduanya bahkan meminta posisi sebagai stafnya. β"Dan ini sudah mulai mengganggu saya," ujarnya.
Lucky pun akhirnya mengkonsultasikan hal ini kepada pengacaranya, Yules Kelo. Merasa tidak seperti yang dituduhkan oleh keduanya, akhirnya ia pun memberanikan diri melaporkan keduanya ke aparat polisi.
β"Saya rasa kader seperti inilah yang mau merusak partai. Kenapa saya laporkan karena saya merasa tidak ada yang perlu saya tutupi. Silakan mereka katakan semuanya di hadapan penyidik," tutupnya. (mei/imk)











































