"Saya menyampaikan kepada Menlu melalui Menko Polhukam, supaya Menlu melakukan protes diplomatik. Itu semuanya data ada pelanggaran-pelanggaran seperti itu," ungkap Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jaktim, Selasa (16/6/2015).
Permasalahan perbatasan wilayah di Ambalat ini memang masih menjadi isu panas bagi kedua negara. Meski begitu, Panglima TNI mengingatkan agar protes dilakukan dengan cara santun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Entah mengapa pelanggaran seperti ini kembali terjadi. Padahal Panglima TNI menyatakan sudah bersepakat dengan Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia untuk tidak lagi menurunkan pasukan ke wilayah Ambalat.
"Saya sering berkomunikasi dengan Pangab Diraja Malaysia untuk bersekapat Ambalat tidak perlu lagi kita turunkan pasukan bersenjata. Kita masing-masing memahami tidak ada yang perlu kita perebutkan di sana, cuma buang-buang energi," jelasnya.
Operasi Perisai Sakti 2015 merupakan operasi gabungan dari TNI AL dan TNI AU untuk mengamankan perairan Ambalat atas perintah Panglima TNI. Tak hanya kapal perang negara tetangga yang melanggar perbatasan, pada operasi tersebut ditemukan 9 kali pelanggaran pesawat yang dilakukan oleh pesawat asing selama periode Januari hingga Mei tahun ini.
"Pesawat-pesawat yang tidak dikenal melintas di atas perairan Ambalat. Ini sudah 9 kali, mau sampai berapa kali mereka masuk wilayah kita," ujar Danlanud Tarakan Letkol Toipan Hutapea, Rabu (10/6).
Pesawat yang melintas tersebut di antaranya pesawat militer, pesawat sipil, dan pesawat tanpa awak. Mengantisipasinya, TNI AU pun lalu menurunkan pesawat Sukhoi dan akhirnya pelanggaran tersebut berkurang. (ear/vid)