Jenazahnya ditemukan terkubur di bawah tumpukan sampah di belakang rumah sang ibu angkatnya, Margret Megawe di Sanur, Bali. Polisi terus mengusut motif pembunuhan Angeline.
Setelah ditemukan, jenazah langsung diautopsi di Rumah Sakit Sanglah, Denpasar. Sejumlah orang yang diduga mengetahui saat hari-hari terakhir Angeline dinyatakan menghilang juga diperiksa.
Titik terang penyebab meninggalkan Angelina mulai terkuat. Polisi telah menetapkan Agus, mantan pembantu rumah tangga di rumah Margret sebagai tersangka.
Kepala Kepolisian Resort Kota Denpasar Komisaris Besar Agung Made Sudana mengatakan Agus membunuh Angeline dengan cara membenturkan kepala korban ke lantai. Setelah itu, pelaku juga memperkosa korban.
Usai melakukan tindakan keji itu Agus mendiamkan korban sebentar di kamar. Setelah tidak ada orang untuk mencari korban, pelaku lalu mengubur korban di belakang rumah.
"Dia terdesak jadinya dikubur di belakang rumah," terang Agung.
Menurut Agung, dari hasil pemeriksaan itu ibu angkat korban Margret Megawe mengaku tidak tahu-menahu soal pembunuhan tersebut. "Margaret tidak tahu. Namun kami terus lakukan pemeriksaan," kata dia.
Dari hasil pemeriksaan sejauh ini, kata Agung, polisi tidak menemukan adanya motif pembunuhan karena soal warisan seperti dugaan selama ini. "Motif soal warisan tidak ada. Motifnya karena terdesak," kata Agung.
Angeline (8), bocah yang ditemukan tewas di rumah ibu angkatnya di Jalan Sedap Malam, Sanur, Bali itu sejatinya ialah anak kandung dari pasangan Rosidi dan Hamidah. Keduanya merupakan warga asli Banyuwangi yang kini sudah bercerai.
Dari hasil pernikahan tersebut, pasangan suami istri (pasutri) ini dikaruniai tiga orang putri. Putri pertama bernama Ina (10) yang kini diasuh sang ayah. Lalu anak kedua yaitu Angeline (8) dan putri ketiga yaitu Aisyah (2). Aisyah saat ini diasuh oleh Misyah sang nenek di Dusun Tulungrejo, Desa Wadungpal Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.
Usai melahirkan Angeline di sebuah rumah sakit di Bali, Rosidi dan Hamidah tak bisa menebus biaya persalinan. Lalu seorang pria bule kulit putih bersama Margriet bersedia membayar biaya persalinan Hamidah tersebut. Alasan ekonomi inilah yang membuat Angeline akhirnya diserahkan untuk diadopsi.
"Karena tidak bisa nebus (biaya persalinan) Rumah Sakit. Terus diadopsi," kata Misyah saat ditemui detikcom dirumahnya, Rabu (10/6) malam.
Selepas diadopsi pihak keluarga di Banyuwangi dan orang tua kandung Angeline tidak pernah melihat sosok gadis mungil tersebut. Bahkan selembar foto pun tak pernah ada keluarganya yang tahu.
"Sejak lahir sampai sekarang tidak ada yang tahu gimana wajahnya Angeline. Habis diadopsi orang tua dan keluarga tidak boleh ada yang ketemu jadi Hamidah cuma tahu aja siapa yang ngadopsi gitu," kata Misyah.
Ketika ditanya tentang surat keterangan adopsi Angeline, pihak keluarga di Banyuwangi menyatakan jika surat itu hanya diketahui dan disimpan oleh orang tua Angeline.
"Suratnya ada, tapi kita tidak tahu di mana, yang menyimpan ya orangtuanya (angkat)," tutur Misyah dengan nada lirih.
Delapan tahun setelah diadopsi dari orangtua kandungnya karena tak mampu menebus biaya rumah sakit, Angelina ditemukan tewas mengenaskan di rumah ibu angkatnya di Sanur, Bali.
Polisi memastikan bahwa tak ada motif warisan dalam kasus pembunuhan Angeline. Lalu apa motif pembunuhan gadis yang terpisah delapan tahun dari orangtua kandungnya itu?
(ndr/mad)