Pihak keluarga di Banyuwangi mengaku baru mengetahui kabar tentang Angeline ketika santer dikabarkan jika bocah berambut panjang ini hilang. Kabar itu diperkuat setelah Misyah didatangi 6 orang polisi yang mengaku dari Polda Bali. Namun ironisnya, pihak keluarga baru mengetahui kabar duka tentang tragisnya pembunuhan Angeline dari pemberitaan media televisi.
Sambil menahan tangis dan memangku Aisyah (2) adik kandung Angeline, Misyah memohon agar pelaku pembunuhan terhadap cucu nya bisa dihukum maksimal sesuai perbuatan sadis yang dilakukan terhadap bocah 8 tahun tersebut.
“Sakit hati saya (Angeline) diperlakukan begitu, namanya juga cucu. Tolong dihukum berat pelakunya,” ungkap Misyah dengan logat dan berbahasa madura ketika ditemui detikcom dirumahnya, Rabu (10/6/2015) malam.
Misyah bercerita, Hamidah sang ibu kandung Angeline memang sudah lama tak pernah pulang ke kampung halamannya di Dusun Tulungrejo. Meski begitu, komunikasi melalui hp tetap terjalin baik. Salamah, salah satu kerabat yang tinggal tak jauh dari rumah Misyah juga menyayangkan perilaku keji yang harus diterima Angeline. Pihak keluarga meminta agar pelaku pembunuhan Angeline bisa dihukum seberat beratnya.
“Ini semua memang sudah takdir tapi kami keluarga tidak terima.Udah dirawat kok dibunuh. Kenapa kok disiksa? Kalau sudah tidak mau merawat kenapa kok tidak dikembalikan saja kepada keluarga?” kecam Salamah.
Dalam kasus pembunuhan ini, polisi telah menetapkan Agus pembantu yang bekerja di rumah Angeline, bocah yang ditemukan tewas di rumahnya di Sanur, Bali. Penetapan itu dilakukan berdasarkan pengakuan Agus sendiri. Selain membunuh, Agus juga memperkosa Angeline. Meski sudah ada 1 tersangka ada kemungkinan jumlah tersangka bisa berubah.
"Agus mengakui dirinya memperkosa dan membunuh korban. Dari hasil pengakuan itu kita mengarah menjadikan dia tersangka dan saat ini sedang melengkapi berkas," ujar Kapolresta Denpasar, Kombes Agung Made Sudana. (rvk/rvk)











































